SGGPO
Laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber global Kaspersky menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah memblokir sejumlah besar serangan phishing email di Vietnam sepanjang tahun 2022, yang menargetkan pengguna individu dan bisnis.
Secara spesifik, jumlah total email berbahaya yang diblokir oleh sistem Anti-Phishing Kaspersky pada tahun 2022 adalah 17.847.857, yang mana 1.569.005 merupakan serangan yang menargetkan bisnis dan sisanya 16.278.852 ditujukan kepada konsumen di Vietnam.
"Statistik terbaru kami dari berbagai negara menunjukkan bahwa penjahat siber terus mengembangkan teknik phishing baru, yang menargetkan individu maupun bisnis. Itulah sebabnya kami perlu terus bekerja keras untuk melindungi aset dan data daring kami," ujar Adrian Hia, Managing Director Kaspersky Asia Pasifik.
Phishing adalah jenis kejahatan di mana pelaku kejahatan mencoba mendapatkan informasi sensitif, seperti nama pengguna, kata sandi, dan data keuangan, dengan menyamar sebagai entitas tepercaya. Serangan ini biasanya melibatkan penggunaan email, pesan teks, atau situs web palsu yang dirancang untuk mengelabui penerima agar mengungkapkan informasi.
Faktanya, tidak hanya Vietnam yang mengalami banyak serangan phishing, tetapi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara juga mengalami kasus serupa dalam beberapa tahun terakhir. Thailand dan Malaysia merupakan dua negara dengan jumlah serangan phishing tertinggi di kawasan ini pada tahun 2022, masing-masing sebanyak 6.283.745 dan 8.267.013. Sementara itu, Singapura merupakan negara dengan jumlah serangan phishing terendah di kawasan ini, yaitu sebanyak 1.556.232.
"Baru-baru ini kami melihat peningkatan serangan phishing tertarget, di mana penipu tidak langsung melakukan phishing, tetapi akan bertindak setelah beberapa email perkenalan dengan interaksi positif dengan korban. Para ahli kami memperkirakan tren ini kemungkinan akan berlanjut. Trik baru juga kemungkinan akan muncul di sektor korporasi pada tahun 2023, dengan serangan yang menghasilkan keuntungan signifikan bagi penipu," tambah Adrian Hia.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)