Menurut data resmi, tingkat penetrasi internet pedesaan Tiongkok mencapai 50% untuk pertama kalinya pada akhir tahun 2022, dengan 99,7% pengguna daring mengakses internet melalui ponsel. Tiongkok menargetkan penyelesaian pembangunan jaringan 5G pada tahun 2025, yang akan meletakkan fondasi bagi adopsi teknologi ini secara luas dalam pertanian presisi.
Pertanian presisi adalah praktik penggunaan teknologi untuk memantau, mengukur, dan mengendalikan hasil panen. Berkat konektivitas dan kecepatan jaringan 5G, petani kini memiliki akses ke lebih banyak data dan informasi tentang tanaman mereka daripada sebelumnya. Data ini kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, mengoptimalkan proses produksi, dan membuat keputusan perencanaan panen yang tepat.
Jaringan 5G juga memungkinkan penerapan sistem pemantauan dan kontrol canggih seperti sensor Internet of Things (IoT), drone, dan robot. Sistem ini dapat digunakan untuk mengukur kelembapan dan suhu tanah, mendeteksi hama, dan bahkan memantau pertumbuhan tanaman secara real-time. Data yang dikumpulkan oleh sistem ini kemudian dapat digunakan untuk menyesuaikan irigasi, pemupukan, dan aplikasi pestisida.
Selain itu, jaringan 5G memungkinkan penggunaan analitik untuk mengidentifikasi masalah kesehatan tanaman dan mendeteksi potensi masalah sebelum terjadi. Petani juga dapat menggunakan jaringan 5G untuk mengakses data dan prakiraan cuaca guna merencanakan dan mengambil keputusan berdasarkan informasi terkini.
Kemungkinan 5G dalam pertanian presisi tidak terbatas, dan teknologi ini siap merevolusi cara kerja petani. Dengan infrastruktur dan dukungan yang tepat, teknologi 5G menjanjikan dapat membantu petani mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan efisiensi operasional mereka secara keseluruhan.
(menurut Agrotk)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)