Selain merayakan hari-hari bahagia Tet, masyarakat di dataran tinggi Kon Tum juga mengajak satu sama lain untuk pergi ke hutan berburu "hadiah surgawi" di awal musim semi. Perjalanan ini memang berat dan berbahaya, tetapi juga mendatangkan sumber pendapatan yang signifikan bagi masyarakat.
Pada awal musim semi, warga di distrik Sa Thay, provinsi Kon Tum saling mengundang untuk pergi ke pegunungan guna berburu rebung, pisang liar, ulat bambu, dan tanaman obat untuk dijual dan memperoleh penghasilan tambahan.
Menurut Bapak A Niem, seorang warga setempat, dua kali sebulan, para pemuda di desa tersebut mendaki gunung bersama-sama untuk mencari hasil hutan. Mereka sering berburu rebung rotan, pisang liar, tanaman obat, dan jamur. Pekerjaan ini membutuhkan tenaga, berjalan kaki berjam-jam, melintasi bukit dan gunung, menyeberangi sungai-sungai kecil...
Pada hari-hari pertama tahun baru, Bapak A Niem dan anak-anak muda di desa sering pergi ke ladang dan hutan untuk memetik pisang liar dan rebung. Foto: Chi Anh
Bapak A Niem bercerita: "Rebung rotan harganya sekitar 30.000 VND/ikat, pisang liar harganya 50.000 VND/kg buah kering. Berkat hasil hutan sekunder ini, saya bisa mendapatkan penghasilan 500.000 hingga 700.000 VND per hari. Terkadang, jika sedang beruntung, saya bisa mendapatkan beberapa juta VND."
Dalam perjalanan, rombongan Bapak A Niem juga mencari ulat bambu, serangga yang kerap membuat sarang di dalam batang bambu.
Pekerja kehutanan berpengalaman lainnya, Bapak A Chi, mengatakan bahwa ulat bambu biasanya muncul dari bulan Desember tahun sebelumnya hingga Maret tahun berikutnya, saat bambu masih muda dan rimbun. Ulat bambu berwarna putih susu, bertubuh mengkilap, sebesar sumpit, dan panjangnya sekitar dua ruas jari.
Cacing bambu yang ditangkap dari hutan. Foto: Chi Anh
"Tidak semua orang berkesempatan menangkap cacing jenis ini. Dibutuhkan orang berpengalaman yang memahami siklus reproduksi ulat bambu untuk menghitung waktu penangkapannya. Rata-rata, saya mendapatkan 2-3 kg cacing, dan menjualnya dengan harga 200.000-250.000 VND/kg," kata Bapak A Chi.
Profesi berburu "rusa surgawi" telah dijalani masyarakat selama beberapa generasi, menuntut kesabaran, kerja keras, dan selalu menghadapi bahaya.
Pak A Niem mengaku: "Pekerjaan ini berbahaya, dan mengharuskan rimbawan berpengalaman. Sebagai imbalannya, setiap hari bekerja di hutan bisa menghasilkan ratusan ribu hingga jutaan dong. Ada juga hari-hari sial di mana kami harus pulang dengan tangan hampa. Itulah mengapa ini disebut berburu rusa."
A Chi memotong tandan pisang liar, membawanya pulang untuk dikeringkan, lalu menjualnya. Foto: Chi Anh
Bapak Vu Van Cuong, Wakil Direktur Perusahaan Kehutanan Sa Thay Terbatas, mengatakan bahwa pada awal musim semi, masyarakat sering kali pergi beranggotakan 3 hingga 5 orang ke pegunungan untuk memetik pisang liar, rebung, atau jamur guna memperoleh penghasilan tambahan.
Eksploitasi hasil hutan ini tidak dilarang atau diberi sanksi, namun pihak perusahaan senantiasa mensosialisasikan dan mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pengambilan hasil hutan secara berlebihan, yaitu cara yang merusak dan menghabiskan sumber daya genetik dalam ekosistem.
[iklan_2]
Sumber: https://baodaknong.vn/kon-tum-kiem-tien-trieu-moi-ngay-nho-san-loc-troi-dau-xuan-242373.html
Komentar (0)