Meskipun tidak ada obat untuk neuropati diabetik, beberapa perawatan dapat meredakan gejala nyeri dan mencegah komplikasi. Oleh karena itu, jika pasien diabetes mengalami gejala seperti kesemutan, kesemutan, disfungsi saluran kemih, dan pusing, mereka harus segera berkonsultasi dengan dokter, menurut situs web kesehatan Healthline (AS).
Mengontrol gula darah dengan pola makan sehat, olahraga, dan pengobatan dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi akibat neuropati diabetik. Dalam banyak kasus, dokter Anda akan meresepkan obat dan merekomendasikan intervensi lain.
Penggunaan obat-obatan
Periksa gula darah
Obat-obatan berpotensi efektif mengendalikan nyeri neuropati diabetik. Obat-obatan seperti amitriptilin dan duloxetine umumnya digunakan untuk mengobati depresi. Namun, rekomendasi klinis memperbolehkan penggunaannya pada neuropati perifer diabetik karena efektif dalam mengendalikan nyeri ringan hingga sedang yang terkait dengan kondisi ini.
Obat-obatan tertentu seperti venlafaxine, desvenlafaxine, atau pereda nyeri opioid yang kuat juga dapat digunakan untuk mengendalikan nyeri.
Ubah gaya hidup Anda
Selain berkonsultasi dengan dokter dan mengonsumsi obat, perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam mengendalikan rasa sakit akibat neuropati diabetik. Perubahan gaya hidup akan berfokus pada pola makan sehat, olahraga teratur, dan kontrol gula darah. Langkah-langkah ini akan membantu mengurangi peradangan, mencegah, dan memperlambat perkembangan kerusakan saraf.
Selain itu, pasien juga perlu menjaga berat badan dan menghindari merokok. Kedua faktor ini akan mengurangi risiko komplikasi lain yang berkaitan dengan diabetes.
Terapi fisik
Terapi fisik efektif dalam meningkatkan rasa sakit akibat kerusakan saraf pada pasien diabetes.
Terapi fisik Terapi ini juga efektif dalam mengendalikan rasa sakit dan memperbaiki gejala saraf. Studi menunjukkan bahwa terapi ini mengurangi nyeri saraf yang berhubungan dengan diabetes. Tidak hanya itu, terapi fisik juga membantu meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan, sehingga mengurangi risiko jatuh dan cedera lainnya, menurut Healthline.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)