TPO – Desa Truong Cuu, Kecamatan Nhon Loc, Kota An Nhon, terletak sekitar 30 km di barat laut Kota Quy Nhon (Binh Dinh), terkenal dengan kerajinan pembuatan kertas beras tradisionalnya. Kerajinan ini berkontribusi dalam mempromosikan nilai-nilai budaya tradisional, sekaligus membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Menurut warga Desa Truong Cuu, meskipun membuat kertas beras merupakan pekerjaan berat, pekerjaan tetap ada sepanjang tahun, terutama selama Tet, ketika konsumsi kertas beras sangat tinggi. Kertas beras Truong Cuu selalu terbuat dari beras ketan wangi, yang populer di kalangan konsumen. Foto: Truong Dinh |
Selama beberapa hari ini, Bính Dinh diguyur hujan berkepanjangan. Desa Truong Cuu, tempat pembuatan kertas beras, juga terganggu. Bapak Nguyen Dinh Tan (64 tahun) mengatakan bahwa selama lebih dari sebulan ia tidak dapat membuka tungku untuk membuat kertas beras. "Pekerjaan ini dilakukan sepanjang tahun, bekerja di bawah terik matahari dan berhenti di tengah hujan, tetapi cuaca akhir-akhir ini suram sehingga saya tidak berani membuat kertas beras. Ada ratusan ribu kertas beras, jika hujan, bagaimana kami bisa mengangkutnya tepat waktu?", ujarnya. Foto: Truong Dinh |
Selama dua hari terakhir, memanfaatkan prakiraan cuaca yang tidak hujan, Bapak Nguyen Van Quang, 64 tahun, dan istrinya, Ibu Ho Thi Bay, 62 tahun, bangun pagi-pagi untuk menyalakan kompor dan membuat kue beras agar siap dijual untuk Tet. Menurut Bapak Quang, jumlah kue beras yang dikonsumsi selama periode ini meningkat 3-4 kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. |
Sekam padi yang akan dibakar di tungku pembakaran kertas beras. Foto: Truong Dinh |
Seperti banyak desa pembuat kertas beras lainnya di Binh Dinh, perempuan di Truong Cuu memainkan peran penting. Setelah lebih dari 40 tahun berkarya, tangan Ibu Bay tak pernah lelah. Ia berkata bahwa membuat kertas beras tidaklah sulit, cukup lakukan saja dan Anda akan terbiasa. Bagian tersulit adalah meratakan adonan, Anda harus meratakannya secara merata, jika tidak, kertas beras akan tebal di beberapa bagian dan tipis di bagian lain. |
Untuk menghasilkan gulungan kertas beras yang lezat, para pekerja sibuk dengan berbagai langkah. Setelah merendam beras dalam air, beras digiling hingga tercampur dengan tepung. Saat oven dinyalakan, para pekerja meletakkan panci besar berisi air dengan kain yang direntangkan di atas mulut panci untuk membuat cetakan. Setelah air mendidih, mereka menggunakan sendok sayur kecil untuk menyendok tepung ke atas kain, meratakannya tipis-tipis, lalu menutupinya... |
Kue dikukus sebentar di dalam panci, lalu tukang roti menggunakan bilah bambu atau sumpit besar untuk menyendoknya. Foto: Truong Dinh |
Kemudian, letakkan kue di atas nampan bambu dan keringkan. Foto: Truong Dinh |
Kue ini dikeringkan dengan bantuan sinar matahari dan angin. Proses ini bisa cepat atau lambat, tergantung kondisi cuaca. Foto: Truong Dinh |
Menurut penduduk setempat, selama Tet, konsumsi kertas beras sangat tinggi. Di mana pun kertas beras dijual, di situlah pembelinya. Kertas beras Truong Cuu memiliki banyak jenis, seperti kertas beras wijen untuk dipanggang, kertas beras celup untuk digulung, dll., sehingga harga jualnya pun berbeda-beda. Foto: Truong Dinh |
Kertas beras Truong Cuu telah lama dibuat dari beras ketan yang harum dan populer di kalangan konsumen. Pada hari raya Tet, kertas beras menjadi hidangan wajib bagi masyarakat di wilayah Tengah, baik di altar maupun di meja makan. Foto: Truong Dinh |
Setelah kering, kertas beras diikat menjadi beberapa bundel (tumpukan), biasanya setiap bundel berisi sekitar 20 lembar kertas beras. Foto: Truong Dinh |
Kini, selain kertas beras tradisional buatan tangan, Desa Truong Cuu juga memiliki beberapa rumah tangga yang berinvestasi dalam produksi mesin. Produk utamanya adalah kertas beras persegi yang digunakan untuk menggulung, yang disukai banyak pelanggan. Foto: Truong Dinh |
Profesi pembuat kertas beras Trang Bang: Titik fokus yang menarik banyak pengunjung untuk mengalaminya
Desa kerajinan kertas beras berusia lebih dari 300 tahun
Komentar (0)