Tofu adalah makanan yang terbuat dari kedelai, hidangan yang tidak hanya populer di Asia, seperti Vietnam, Cina, Jepang, tetapi juga semakin menarik bagi orang Amerika. Ini adalah salah satu hidangan dengan sumber protein yang paling mudah ditoleransi. Sains telah membuktikan bahwa tofu dapat digunakan untuk menggantikan produk hewani seperti ayam dan telur.

Gambar ilustrasi
“Tahu kaya akan protein dan merupakan alternatif yang baik untuk protein berbasis hewani,” kata Jamie Mok, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Menurut American Heart Association (AHA), tahu juga mengandung vitamin dan mineral penting seperti kalsium, mangan, zat besi, vitamin A, dan isoflavon, yaitu sejenis estrogen nabati.
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), satu porsi tahu seberat 3 ons mengandung hingga 9 gram protein beserta kalori, serat, zat besi, dan kalsium. Makanan ini juga kaya akan isoflavon, yang bermanfaat bagi kesehatan wanita. Hidangan yang baik untuk orang yang mengonsumsi makanan dari sumber nabati.
6 alasan mengapa Anda harus memasukkan tahu dalam diet harian Anda.
Baik untuk daya ingat dan kesehatan otak.
Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa equol, metabolit yang dihasilkan di usus dari konsumsi produk kedelai, dapat membantu mengurangi risiko demensia.
Menurut para peneliti, orang yang menghasilkan lebih banyak equol dari mengonsumsi produk kedelai memiliki jumlah lesi materi putih—faktor risiko penyakit Alzheimer—setengahnya dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar equol lebih rendah.
Mencegah penyakit tulang dan sendi
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa isoflavon dalam kedelai juga membantu mencegah pengeroposan tulang dan meningkatkan kepadatan mineral tulang, sehingga membuat tulang lebih kuat.
Kesehatan tulang sering menjadi perhatian setelah menopause, ketika wanita kehilangan massa tulang karena penurunan kadar estrogen. Dan tahu, yang kaya akan kalsium dan vitamin D, dapat membantu mengimbangi kekurangan ini.

Gambar ilustrasi
Menurunkan kolesterol jahat
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 10 ons tahu setiap hari dapat menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") Anda hingga 5%.
Osteoporosis. Ketika kadar estrogen menurun setelah menopause, wanita mungkin mengalami kehilangan massa tulang. Estrogen nabati dalam tahu dapat mengimbangi penurunan ini. Tahu juga kaya akan kalsium dan vitamin D, yang sangat baik untuk kesehatan tulang.
Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Tofu memiliki kolesterol, trigliserida, dan kolesterol "jahat" yang lebih rendah daripada daging. Jadi, mengganti daging dengan tahu secara teratur dapat membantu menurunkan angka-angka tersebut! Ini adalah kabar baik untuk mencegah dan melawan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, menurut Life Hack.
Selain itu, tahu tidak mengandung lemak jenuh – jenis lemak yang berkontribusi pada penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit lainnya.
Mengurangi gejala hot flashes pada wanita menopause
Ketika para peneliti menyadari bahwa sebagian besar wanita Jepang mengalami lebih sedikit sensasi panas (hot flashes) dibandingkan wanita di budaya lain, hal ini memicu penelitian lebih lanjut. Studi-studi ini menunjukkan bahwa estrogen dalam tahu (dan makanan kedelai lainnya) mengurangi frekuensi sensasi panas pada wanita menopause, dan ketika hal itu terjadi, gejalanya menjadi kurang parah.
Mengurangi risiko kanker prostat dan kanker kolorektal.
Jika Anda memiliki kondisi ini, mengonsumsi tahu dapat membantu menjaga kadar antigen spesifik prostat (PSA) tetap rendah. Ini berarti kanker mungkin tumbuh lebih lambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali.
Tofu kaya akan serat, dan diet tinggi serat membantu menjaga kesehatan usus besar dan menurunkan risiko kanker.
3 kelompok orang sebaiknya tidak makan tahu

Gambar ilustrasi
Penderita asam urat
Jenis makanan ini mengandung banyak purin, zat yang meningkatkan asam urat dalam darah dan menyebabkan batu ginjal serta radang sendi gout. Oleh karena itu, penderita asam urat sebaiknya menghindari mengonsumsi terlalu banyak makanan ini untuk mencegah kondisi mereka memburuk.
Pasien dengan gagal ginjal
Kacang ini juga mengandung banyak protein, kalsium, dan oksalat yang meningkatkan risiko batu ginjal. Selain itu, kacang ini juga dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah, sehingga meningkatkan risiko kardiovaskular pada penderita gagal ginjal.
Penderita gastritis
Mengonsumsi terlalu banyak makanan ini dapat mengganggu fungsi lambung dan menyebabkan gejala seperti kembung, gangguan pencernaan, dan rasa panas di dada. Secara khusus, makanan ini mengandung penghambat enzim yang menghambat pencernaan protein dan merusak lapisan lambung.
Sumber






Komentar (0)