
Daerah yang terkena dampak banjir di Pidie Jaya, provinsi Aceh, Indonesia (Foto: AP)
Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 908, dengan 410 orang masih hilang. Lebih dari 800.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, sebagian besar di Provinsi Aceh di Pulau Sumatra.
Sejak 4 Desember, pemerintah Indonesia telah meningkatkan langkah-langkah tanggap darurat terhadap bencana banjir bandang dan tanah longsor yang parah di Pulau Sumatera, termasuk mengalokasikan lebih banyak anggaran, memobilisasi angkatan udara untuk menjatuhkan pasokan bantuan dan membentuk satuan tugas khusus untuk menyelidiki tanda-tanda pelanggaran undang-undang eksploitasi dan perlindungan hutan.
Banyak jalan dan jembatan hanyut, sehingga menyulitkan tim penyelamat untuk menjangkau desa-desa terpencil di Sumatra. Warga dievakuasi dan dibawa ke posko-posko pengungsian, di mana mereka mulai menerima mi instan dan pasokan makanan lainnya, tetapi persediaan masih terbatas. Pemerintah Indonesia sedang mendatangkan alat berat untuk membersihkan jalan dan memulihkan lalu lintas di daerah-daerah terpencil.
Hujan deras saat ini sedang melanda Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh, Indonesia. Badan Meteorologi Indonesia telah memperingatkan bahwa Provinsi Aceh kemungkinan akan terus mengalami hujan lebat hingga 6 Desember. Sementara itu, Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat juga berada dalam zona risiko tinggi.
Di banyak tempat, air belum surut, dan beberapa wilayah terputus sama sekali. Islamic Relief Indonesia menggambarkan situasi ini sebagai "sangat serius dan memilukan". Akses bantuan sangat sulit karena banjir, pemadaman listrik, dan komunikasi yang terputus-putus.
Pencabutan izin lingkungan hidup banyak perusahaan
Sebelumnya, pada 4 Desember, pemerintah meningkatkan langkah-langkah tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor parah di wilayah Sumatra. Langkah-langkah tersebut meliputi alokasi anggaran lebih besar, mobilisasi angkatan udara untuk mengirimkan pasokan bantuan, dan pembentukan satuan tugas khusus untuk menyelidiki tanda-tanda pelanggaran hukum kehutanan.
Pada 3 Desember, pemerintah Indonesia mengumumkan akan mencabut izin lingkungan beberapa perusahaan yang diduga berperan dalam memperparah bencana dan membuka penyelidikan. Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa jika ditemukan bahwa deforestasi, kebakaran hutan, atau penebangan liar berkontribusi terhadap bencana tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi tuntutan pidana.
An Binh
Sumber: https://baochinhphu.vn/lu-lut-tai-indonesia-hon-900-nguoi-thiet-mang-410-nguoi-mat-tich-102251206183003599.htm










Komentar (0)