Pertama, mengenai ketentuan umum, Undang-Undang Usaha Properti Tahun 2023 telah menyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu tumpang tindihnya ruang lingkup pengaturan Undang-Undang Usaha Properti dengan beberapa Undang-Undang sebelumnya; mengatasi kekurangan dan kesenjangan hukum dalam pengaturan jenis properti dan proyek properti yang akan diusahakan,
Di samping itu, terkait dengan ketentuan bagi badan usaha dan perseorangan dalam menjalankan usaha properti, Undang-Undang tentang Usaha Properti telah menyempurnakan pengaturan tentang ketentuan bagi badan usaha dan perseorangan dalam menjalankan usaha properti, guna meningkatkan kapasitas dan profesionalisme pelaku usaha properti dan pasar properti, sehingga tercipta pasar properti yang sehat; mengatasi kendala dalam usaha perumahan, ketersediaan bangunan dan yang telah terbentuk di masa mendatang, melancarkan pasar properti, serta melindungi pembeli dan penyewa.
Undang-Undang Bisnis Properti 2023 memiliki 6 poin penting baru, termasuk regulasi baru yang dapat membantu pasar berkembang secara aman dan berkelanjutan. (Foto: ST)
Kedua, terkait usaha perumahan dan pembangunan rumah susun, Undang-Undang Usaha Properti Tahun 2023 mengatur bahwa investor proyek properti hanya diperbolehkan memungut uang muka paling tinggi 5% dari harga jual, harga beli rumah susun, bangunan rumah susun, dan luas lantai bangunan rumah susun apabila rumah susun dan bangunan rumah susun tersebut telah memenuhi syarat untuk dapat beroperasi sesuai ketentuan Undang-Undang Usaha Properti; mengubah dan menambah ketentuan mengenai penjaminan dalam jual beli rumah susun, sewa beli rumah susun, agar tercipta inisiatif bagi investor maupun calon pembeli rumah dalam bertransaksi perumahan.
Ketiga, berkenaan dengan pengalihan hak guna usaha atas tanah beserta prasarana teknis berupa proyek real estat kepada perseorangan untuk pembangunan rumah sendiri dan pengalihan, sewa-menyewa, dan subsewa-menyewakan hak guna usaha atas tanah beserta prasarana teknis berupa proyek real estat kepada badan usaha, Undang-Undang Usaha Properti telah menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan hukum pertanahan, usaha properti, dan tata ruang kota, serta turut serta dalam upaya membuka blokir pasar properti yang beroperasi atas dasar koridor hukum yang jelas, spesifik, dan transparan.
Keempat, terkait pengalihan proyek properti, Undang-Undang tentang Usaha Properti telah menghapus ketentuan mengenai kepemilikan Sertifikat Hak Guna Usaha atas Tanah bagi proyek yang dialihkan sebagai bagian dari proyek properti; menambahkan ketentuan bahwa investor yang mengalihkan harus memiliki keputusan mengenai alokasi tanah, sewa tanah, izin perubahan peruntukan tanah untuk pelaksanaan proyek dari instansi negara yang berwenang; telah menyelesaikan kewajiban keuangan yang berkaitan dengan tanah proyek, termasuk biaya penggunaan tanah, sewa tanah, dan pajak, biaya, serta pungutan yang berkaitan dengan tanah (jika ada) kepada Negara tempat proyek dilaksanakan.
Undang-Undang tersebut juga mengubah dan melengkapi ketentuan bahwa dalam hal penerima pengalihan seluruh atau sebagian proyek merupakan badan usaha dengan modal penanaman modal asing, setelah adanya keputusan yang mengizinkan pengalihan dari instansi negara yang berwenang dan para pihak telah menandatangani perjanjian pengalihan, maka pelaksanaan tata usaha pertanahan wajib mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.
Kelima, terkait usaha jasa real estat, Undang-Undang Usaha Real Estat telah menambahkan ketentuan bahwa orang yang melakukan kegiatan usaha perantara pedagang real estat wajib memenuhi syarat-syarat sebagai pelaku usaha jasa lantai perdagangan real estat atau usaha jasa perantara pedagang real estat; sehingga semakin meningkatkan transparansi dan profesionalisme kegiatan perantara pedagang dan transaksi real estat.
Undang-Undang tersebut telah mencegah dan membatasi terjadinya ketidakstabilan pasar akibat kurangnya pengendalian yang efektif terhadap kegiatan usaha perantara dan jasa real estat; transaksi usaha real estat menjadi lebih terstandarisasi dan transparan, hak-hak konsumen terlindungi, investor dan pelaku usaha real estat memiliki landasan hukum yang jelas dan sinkron untuk mengadakan, menandatangani dan melaksanakan transaksi real estat secara lancar.
Keenam, berkenaan dengan sistem informasi dan pangkalan data pasar perumahan dan real estat, Undang-Undang tentang Usaha Properti telah memuat berbagai ketentuan baru yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum yang jelas, tegas, dan dapat dilaksanakan bagi penyelenggaraan sistem informasi dan pangkalan data pasar perumahan dan real estat; menjamin keterhubungan dan kesinambungan data dengan pangkalan data pertanahan nasional, pangkalan data kementerian, lembaga, daerah, dan instansi terkait; meningkatkan penyelenggaraan pasar properti yang ilmiah , sistematis, sinkron, terbuka, dan transparan, serta memberikan kontribusi dalam mengatasi kelemahan-kelemahan hukum yang selama ini ada, dan meningkatkan efektivitas penyelenggaraan negara di bidang pasar properti.
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/luat-kinh-doanh-bat-dong-san-lieu-co-giup-thi-truong-phat-trien-ben-vung-post299522.html
Komentar (0)