Selama bertahun-tahun, jalan yang menghubungkan komune Kien Thanh (lama) dengan Jalan Provinsi 166 telah menjadi perhatian utama masyarakat. Meskipun telah diperbaiki lebih dari 10 tahun yang lalu, jalan tersebut masih sempit dan rusak. Untuk wilayah ekonomi yang sebagian besar bergantung pada hasil pertanian dan kehutanan seperti rebung, kayu manis, dan kayu, infrastruktur transportasi yang buruk telah menghambat pembangunan.

Bapak Tran Van Phan, seorang warga desa, tak kuasa menyembunyikan rasa lelahnya saat mengenang jalan lama: "Setiap musim hujan, jalan ini sangat sulit dilalui karena berlumpur dan penuh lubang bekas kerbau dan gajah. Banyak ruas jalan yang longsor, dan ruas jalan di bawah tanah tergenang air saat hujan deras, sehingga sulit dilalui." Kondisi ini tidak hanya menyebabkan keterlambatan pengangkutan hasil pertanian, sehingga meningkatkan biaya, tetapi juga secara langsung memengaruhi nilai jual produk saat sampai ke pedagang.

Menghadapi situasi ini, proyek perbaikan darurat jalan Quy Mong-Kien Thanh dilaksanakan pada awal tahun 2025 dengan total investasi sebesar 100 miliar VND. Sesuai rancangan, panjang keseluruhan jalan adalah 13 km, lebar badan jalan diperlebar menjadi 6,5 m, dan permukaan jalan dilapisi aspal beton.
Ini bukan sekadar proyek lalu lintas sederhana, tetapi juga "jalur kehidupan" yang membawa harapan untuk mengubah hidup masyarakat. Rute ini akan menghubungkan ibu kota bambu dan rebung di komune Bat Do dengan pabrik-pabrik pengolahan dan pasar-pasar konsumen yang besar, sehingga menciptakan daya ungkit bagi pembangunan sosial-ekonomi.
Perlu dicatat bahwa kekuatan untuk membangun jalan tersebut tidak hanya berasal dari ibu kota negara, tetapi juga dari konsensus seluruh masyarakat. Lebih dari 300 rumah tangga secara sukarela menyumbangkan lebih dari 30 hektar lahan untuk pembebasan lahan. Ini merupakan tindakan yang jelas menunjukkan pengorbanan demi kebaikan bersama.

Contoh nyata adalah keluarga Ibu Vu Thi Chinh di Desa Kien Lao yang tidak ragu menyumbangkan sebagian lahan kebun mereka, termasuk pohon pinang, yang setiap tahun menghasilkan pendapatan puluhan juta dong. Meskipun menyesal, Ibu Chinh tetap dengan senang hati berbagi: Meskipun pohon pinang hilang saat pembangunan jalan utama, seluruh keluarga sepakat untuk menebangnya demi pembangunan jalan. Dengan adanya jalan utama, masyarakat jauh lebih antusias.
Di lokasi konstruksi, suasana konstruksi juga sangat mendesak. Menurut Bapak Tran Tinh Phuong, Ketua Tim Konstruksi Perusahaan Saham Gabungan Konstruksi Lalu Lintas Yen Bai :
Meskipun cuaca yang tidak menentu telah memengaruhi kemajuan secara signifikan, unit tersebut tetap bertekad untuk mengatasi kesulitan tersebut. "Perusahaan telah menginstruksikan untuk menambah jam kerja, mengatur 3 shift, dan memobilisasi lebih banyak mesin. Jika cuaca mendukung, unit akan mengerahkan banyak lokasi konstruksi secara bersamaan untuk mengatasi hari-hari hujan ketika pekerjaan tidak dapat dilakukan," ujar Bapak Phuong.
Dengan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan unit konstruksi, proyek ini diupayakan agar dapat segera beroperasi pada Desember 2025. Jalan baru ini tidak hanya memudahkan masyarakat dan pelajar untuk bepergian dengan lebih nyaman dan aman, tetapi yang lebih penting, juga membantu produk pertanian lokal menjangkau lebih luas, sehingga meningkatkan taraf hidup ribuan rumah tangga dari suku Dao, Tay, dan Mong di wilayah tersebut.
Sumber: https://baolaocai.vn/mo-duong-thong-thuong-cho-nong-san-post883763.html
Komentar (0)