Uni Eropa melonggarkan regulasi terhadap mi instan yang diimpor dari Vietnam.
Uni Eropa baru saja menerbitkan Peraturan (UE) 2023/1110 yang ditandatangani pada 6 Juni 2023 yang mengubah Peraturan 2019/1973 tentang tindakan darurat untuk mengendalikan ekspor pangan ke UE.
Oleh karena itu, UE secara resmi telah memindahkan mi instan Vietnam dari Lampiran II (pengendalian melalui sertifikat keamanan pangan dan pengawasan di gerbang perbatasan) ke Lampiran I dengan frekuensi pemeriksaan perbatasan sebesar 20%.
Dengan demikian, mulai 27 Juni, produk mi instan yang diekspor dari Vietnam tidak perlu lagi disertai sertifikat inspeksi keamanan pangan yang dikeluarkan oleh otoritas kompeten di Vietnam.
Dalam Peraturan ini juga, paprika dari Vietnam masih berada di Lampiran I dengan frekuensi pemeriksaan 50% di gerbang perbatasan; okra dan buah naga masih berada di Lampiran II dengan frekuensi pemeriksaan masing-masing 50% dan 20%. Ini berarti produk pertanian tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan peraturan 6 bulan yang lalu.
Peraturan ini mulai berlaku 20 hari setelah tanggal diundangkan dalam Lembaran Negara.
Hanya 6 bulan setelah UE menyetujui peraturan pengendalian darurat untuk bihun dan mi beras Vietnam (berlaku mulai 1 Januari 2022), Vietnam berhasil meyakinkan UE untuk menghapus bihun dan produk beras dari daftar manajemen keamanan pangan dan 18 bulan kemudian, berhasil memindahkan mi instan dari Lampiran II (pengendalian melalui sertifikat dan di perbatasan) ke Lampiran I (pengendalian di perbatasan).
Hal ini menunjukkan upaya besar dan tepat waktu dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dalam mengendalikan keamanan pangan serta secara aktif mendukung bisnis dalam memecahkan kesulitan.
Namun, UE masih mempertahankan kontrol perbatasan pada frekuensi 20%, yang mengharuskan Vietnam untuk selalu menjaga kontrol keamanan pangan yang baik untuk mi instan.
Jika dalam 6 bulan terakhir tahun 2023, mi instan Vietnam yang diekspor ke Uni Eropa banyak melanggar peraturan keamanan pangan, langkah selanjutnya bagi Uni Eropa adalah meningkatkan pengawasan hingga 50% di gerbang perbatasan dan kemudian kembali ke Lampiran II. Jika mi instan Vietnam dikembalikan ke Lampiran II (seperti kasus Thanh Long), proses meyakinkan Uni Eropa untuk kembali ke Lampiran I akan jauh lebih sulit.
Oleh karena itu, disarankan agar perusahaan pengekspor mi instan Vietnam terus mengendalikan keamanan pangan dengan baik, dan bahkan mempertimbangkan untuk menerapkan tindakan sukarela seperti pengujian mandiri di laboratorium terkemuka untuk pengiriman mi instan yang diekspor ke UE.
(Sumber: Surat Kabar Investasi)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)