Di distrik Van Don, masyarakat San Diu memiliki populasi terbesar kedua setelah masyarakat Kinh dan masih melestarikan banyak keindahan dan keunikan kepercayaan serta budaya spiritual dalam kehidupan.
Suku San Diu di Van Don berjumlah hampir 5.000 jiwa, sebagian besar terkonsentrasi di Binh Dan, Doan Ket, dan tersebar di beberapa komune lainnya. Komunitas San Diu di Van Don masih melestarikan banyak ciri budaya yang unik. Di antaranya, budaya kepercayaan yang kaya warna, paling khas, dan juga memiliki karakteristik daerah.
Adat pemujaan merupakan salah satu kepercayaan yang dianut masyarakat San Diu di Van Don. Adat pemujaan dewa pelindung masyarakat San Diu telah ada sejak zaman dahulu dan masih dipertahankan hingga saat ini. Adat ini senantiasa membimbing masyarakat menuju nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan, serta menumbuhkan tradisi-tradisi baik dalam masyarakat. Khususnya, dewa pelindung yang disembah oleh penduduk desa biasanya adalah dewa setempat. Tergantung pada tempatnya, dewa ini disebut dengan berbagai nama dan dikaitkan dengan gelar raja agung.
Menurut kepercayaan masyarakat, dewa setempat adalah dewa yang melindungi manusia dan ternak, mengendalikan hewan liar agar tidak merusak tanaman, dan senantiasa melindungi kehidupan manusia. Setiap desa menyediakan lahan terbuka yang luas untuk membangun rumah bersama guna memuja dewa setempat. Bangunan ini biasanya berarsitektur sederhana dan memiliki tempat pemujaan, dengan bagian depan terbuka.
Masyarakat San Diu merupakan salah satu kelompok etnis dengan aktivitas budaya dan agama yang sangat kaya dan beragam. Dengan pandangan dunia yang hidup, kelompok etnis ini menganut teori "segala sesuatu memiliki animisme", dan ketiga agama tersebut memiliki asal usul yang sama (Konfusianisme - Buddhisme - Taoisme)... Dalam kepercayaan masyarakat San Diu, sistem kepercayaan spiritualnya adalah Taoisme dan Buddhisme, dengan para Orang Suci - Dewa - Buddha tertinggi, yaitu Tiga Puritas dan Tiga Permata.

Selain pemujaan leluhur, masyarakat San Diu juga menyembah Dewa Pintu (Mon sin), Dewa Tanah (Thu sin), Dewa Dapur (Chao kun), dan Leluhur (Say hu)... Dewa-dewa inilah yang melindungi keselamatan dan membantu anggota keluarga tetap sehat dan aman. Keluarga dengan anak kecil atau orang yang akan melahirkan juga memiliki altar untuk bidan, yang ditempatkan tepat di kamar ibu, untuk melindungi dan membantu anak-anak tumbuh dengan cepat. Mereka yang bekerja sebagai pendeta menyembah Buddha Quan The Am, menyembah Tam Thanh, dan menyembah To Su. Altar Buddha dan altar Tam Thanh ditempatkan di tempat terpisah tetapi harus lebih tinggi dari altar leluhur, altar Leluhur ditempatkan pada tingkat yang sama dengan altar leluhur.
Festival terbesar masyarakat San Diu adalah festival Dai Phan. Festival ini merupakan sistem ritual dan perayaan dengan berbagai tujuan, seperti: upacara pembangunan altar kerajaan, menara lima alat musik, upacara masuk bendera, upacara pemotongan rumput di sore hari, lima raja surgawi yang menjalankan altar, upacara panjat pedang, upacara kedewasaan, upacara pembebasan arwah yang dizalimi, dan nyanyian lagu soong co...
Festival ini diadakan selama 2-7 hari dengan kehadiran dukun tingkat tinggi, serta partisipasi banyak orang dari berbagai daerah. Festival Dai Phan bukan hanya kegiatan keagamaan semata, tetapi juga "obat penenang" bagi masyarakat. Selain festival Dai Phan, masyarakat San Diu juga memiliki banyak festival lain seperti festival ladang atas, festival ladang bawah, festival pertama tahun ini untuk berdoa memohon panen yang baik, festival akhir tahun, festival di rumah komunal...
Selain itu, sebagai penduduk agraris , suku San Diu sering memberikan persembahan tulus sebagai ungkapan rasa syukur kepada para dewa dan leluhur atas berkah kemakmuran, cuaca yang baik, dan panen yang melimpah bagi keluarga mereka. Mereka juga memiliki beragam hiburan yang indah seperti: lagu daerah, nyanyian rakyat, peribahasa, dan permainan rakyat.
Sumber
Komentar (0)