
Foto bintang HD148937 di pusat Nebula Telur Naga - Foto: Charles Pevsner
Selama 17 tahun terakhir, Royal Observatory Greenwich (Inggris) dan produsen kamera astronomi ZWO telah menyelenggarakan ajang khusus bagi para pencinta langit malam: kompetisi Astronomy Photographer of the Year. Kompetisi global ini mengapresiasi keindahan alam semesta yang agung dan beragam melalui lensa fotografi.
Kompetisi tahun 2025 menarik lebih dari 5.880 peserta dari 69 negara, yang berkompetisi dalam berbagai kategori. Karya terbaik akan menerima hadiah utama sebesar £10.000 (sekitar $13.560), sementara setiap pemenang kategori akan menerima £1.500 (lebih dari $2.000).
"Bagi ZWO, astrofotografi bukan sekadar cara untuk mengabadikan keindahan alam semesta, tetapi juga cara untuk menginspirasi, membangkitkan semangat belajar, dan menghubungkan komunitas lintas batas," ujar Sam Wen, pendiri ZWO, dalam siaran pers yang mengumumkan para finalis tahun ini.
Di antara ribuan karya yang luar biasa, gambar-gambar seperti "bulan darah" yang menakjubkan di balik gedung pencakar langit Shanghai, gambar dekat ekor komet yang terbang melintasi langit, dan banyak keajaiban lainnya dipilih sebagai finalis.
Upacara penghargaan akan berlangsung daring pada tanggal 11 September dan 100 karya paling representatif akan dipamerkan secara publik di Museum Maritim Nasional di London.

Bulan darah muncul di balik gedung pencakar langit di Shanghai - Foto: Tianyao Yang (Tiongkok)
Foto bulan merah tua yang terbit di samping gedung pencakar langit ikonik di Lujiazui, pusat keuangan Shanghai, diambil oleh fotografer Tiongkok Tianyao Yang dari jarak 26,5 km, dalam satu eksposur.
Momen langka ini merupakan hasil dari persiapan yang cermat selama 5 tahun, serta penentuan waktu dan lokasi yang tepat. "Bulan darah" tampak menonjol di cakrawala yang cerah, menciptakan pemandangan yang spektakuler sekaligus surealis, seolah membawa penonton ke dunia antara mimpi dan kenyataan.

"Gerbang Menuju Galaksi" - Foto: Yujie Zhang (Tiongkok)
"Gerbang Menuju Galaksi" karya Yujie Zhang (Tiongkok). Di bawah langit malam yang tenang, struktur geometris hitam legam menjulang dari air yang tenang, bagaikan gerbang metafisika menuju alam semesta. Di atas, Bima Sakti yang cemerlang membentang bagai sungai cahaya, berkilauan dengan jutaan bintang.
Pantulan sempurna struktur di atas air menciptakan efek magis, tempat realitas dan ilusi berpotongan. Foto ini merupakan ajakan untuk melangkah melampaui dunia sehari-hari, ke dalam ruang di mana imajinasi dan hasrat untuk menggapai langit tak terbatas.

"Komet di atas Waikiki" - Foto Ran ShenHonolulu (AS)
Foto ini diambil pada bulan Oktober 2024, di Taman Pu'u O Kaimukī, Ran Shen, mengabadikan momen komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) melesat melintasi langit malam kota Honolulu.
Bersama penduduk setempat dan para astrofotografer, ia menyaksikan salah satu fenomena yang paling dinantikan tahun ini: cahaya redup sebuah komet yang muncul di langit tropis, menghadirkan keindahan yang misterius dan rasa kesakralan yang langka saat alam menyentuh mata manusia.

"Pohon kesepian di bawah bintang-bintang" - Foto: Benjamin Barakat (Yaman)
Pada suatu malam di bulan Maret 2024, Benjamin Barakat menggunakan kamera Sony Alpha 7 IV miliknya untuk mengabadikan momen puitis: sebatang pohon berdiri tegak di lanskap tandus Distrik Hidaybu, Yaman. Di atas, jejak bintang membentang bagai garis waktu yang sunyi melintasi langit malam yang tenang.
Kontras antara kecilnya pohon dan kebesaran alam semesta menciptakan pemandangan yang sepi namun megah, mengingatkan kita pada keberadaan kehidupan yang rapuh namun tangguh di bawah langit yang tak berujung.

"Potret Tata Surya" - Foto: Sophie Paulin (Jerman)
Karya memukau ini, berjudul "Solar System Portrait", diabadikan oleh fotografer Jerman, Sophie Paulin. Sophie Paulin dengan terampil merekonstruksi semua planet di Tata Surya dalam satu garis lurus, kecuali Bumi, sebagai simfoni visual sains dan seni. Setiap planet tampak dengan warna dan keunikannya masing-masing.
Foto tersebut bukan hanya sebuah karya astrofotografi tetapi juga sebuah "peta emosional", yang membuat pemirsa merasakan keberagaman dan keajaiban alam semesta yang luas.

Bulan menggantung di atas puncak gunung - Foto: Fabian Dalpiaz (Italia)
Di Suaka Pietralba di Tyrol Selatan, Italia, fotografer Fabian Dalpiaz mengabadikan momen menakjubkan saat Bulan terbit di balik puncak-puncak terjal Dolomit.
Tak ada setitik pun awan di langit, langit cerah dan matahari terbenam keemasan menyelimuti lereng gunung, menciptakan gambaran harmoni antara bumi dan langit, antara terang dan gelap, antara alam dan kemegahan abadi.

Bima Sakti yang Ajaib - Foto: Yoshiki Abe (Jepang)
Dari sebuah gua pesisir terpencil di Prefektur Yamaguchi, Jepang, fotografer Yoshiki Abe menangkap gambar megah Bima Sakti pada malam 12 Oktober 2024.
Momen ini dimulai pada "jam biru", periode singkat setelah matahari terbenam ketika langit dan lanskap bermandikan rona biru samar. Memanfaatkan cahaya unik ini, Abe memadukan latar depan gua dengan langit berbintang yang luas di kejauhan, menciptakan sebuah karya yang membangkitkan ketenangan bumi sekaligus ketakterhinggaan alam semesta.

Keindahan lain dari Bima Sakti - Foto: Jim Hildreth (AS)
Di malam yang tenang di gurun Utah, astrofotografer Jim Hildreth menciptakan mahakarya panorama dengan resolusi hingga 23.000 piksel.
Karya ini menangkap citra Bima Sakti yang menjulang tinggi di langit malam, berdiri tegak di antara lautan bintang berkilauan yang membentang di angkasa. Hamparan gurun yang gersang dan sepi menjadi panggung sempurna bagi keindahan alam semesta yang luar biasa.

Close-up ekor komet C/2023 A3 saat melintasi Tata Surya - Foto: Gerald Rhemann & Michael Jäger
Pengunjung istimewa mengejutkan para astronom musim gugur lalu: Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) melakukan pendekatan terdekatnya dengan Matahari pada bulan September, lalu melintas melewati Bumi dalam perjalanan keluar dari Tata Surya.
Para pengamat langit di seluruh dunia berusaha mengabadikan momen spektakuler ini. Astrofotografer Gerald Rhemann dan Michael Jäger melakukan perjalanan ke Namibia untuk mengabadikan gambar berwarna-warni pada 30 September, yang menunjukkan dua ekor komet: ekor debu putih dan ekor ion biru.
Sumber: https://tuoitre.vn/ngam-vu-tru-ky-vi-qua-cuoc-thi-nhiep-anh-thien-van-2025-20250720231246997.htm






Komentar (0)