"Ini adalah masa ketegangan yang mendalam bagi kawasan ini. Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah menyebar dan menyebabkan lebih banyak ketidakamanan dan penderitaan," ujar Blinken dalam konferensi pers di Doha. Ia berada di Yordania dan Qatar pada hari Minggu sebelum bertolak ke UEA untuk berunding pada hari Senin. Ia kemudian akan mengunjungi Arab Saudi, Israel, Tepi Barat, dan Mesir.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengadakan konferensi pers bersama di Doha, Qatar pada 7 Januari 2024. Foto: Reuters
Tn. Blinken, pada awal lawatan lima hari ke kawasan itu, juga berusaha meyakinkan para pemimpin Arab bahwa AS menentang pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza atau Tepi Barat yang diduduki.
Raja Abdullah dari Yordania meminta Tn. Blinken untuk menggunakan pengaruh Washington terhadap Israel guna mendesak gencatan senjata segera, dan memperingatkan "dampak bencana" dari kampanye militer Israel di Gaza.
Meskipun ada kekhawatiran global atas kematian dan kehancuran di Gaza dan seruan luas untuk gencatan senjata, Israel tetap bertekad untuk melanjutkan kampanyenya untuk menghancurkan kelompok Hamas di Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu: "Perang tidak boleh berhenti sampai kita mencapai semua tujuan kita, seperti melenyapkan Hamas, memulangkan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."
Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan 22.835 warga Palestina di Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina, setelah menambahkan 111 korban tewas dan 250 korban luka dalam 24 jam terakhir.
Perang telah membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi dan membuat mereka menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan. "Kami berharap... Blinken akan memandang kami dengan belas kasih, mengakhiri perang, mengakhiri penderitaan yang kami alami," kata Um Mohamad Al-Arqan, seorang warga Gaza.
Bui Huy (menurut Reuters, CNN, CNA)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)