Pada tanggal 4 dan 7 November, Tim Polisi Lalu Lintas No. 6 (Departemen Kepolisian Lalu Lintas Kepolisian Kota Hanoi ) terus menerus menghukum banyak kasus pejalan kaki yang melanggar peraturan lalu lintas, terutama untuk pelanggaran berikut: Berjalan di jalur yang salah; melintasi median jalan; menyeberang jalan di tempat yang salah atau tidak memastikan keselamatan.
Ketika didenda karena menyeberang jalan di tempat yang salah, Tn. T. (Distrik Cau Giay) mengatakan bahwa ia sedang terburu-buru mengejar bus sehingga ia tidak naik jembatan penyeberangan tetapi langsung menyeberangi median jalan untuk menyeberang jalan. Atas kesalahannya, Tn. T. didenda 80.000 VND.
Menurut perwakilan Tim Polisi Lalu Lintas No. 6 (Departemen Kepolisian Lalu Lintas Kepolisian Kota Hanoi), banyak pejalan kaki yang memiliki kebiasaan menyeberang jalan sembarangan. Ketika polisi lalu lintas berhenti untuk mengingatkan dan menangani situasi tersebut, mereka tampak terkejut dan mengatakan tidak tahu aturan.
Undang-Undang Lalu Lintas Tahun 2008 menetapkan peraturan lalu lintas dan larangan bagi pejalan kaki.
Pasal 4, Pasal 26 menyatakan: Pejalan kaki tidak diperkenankan memasuki jalan raya, kecuali orang, kendaraan, dan peralatan yang bertugas untuk pengelolaan dan pemeliharaan jalan raya.
Pasal 32 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tahun 2008 secara jelas mengatur asas partisipasi lalu lintas dengan pejalan kaki:
Pejalan kaki wajib berjalan di trotoar atau trotoar; jika tidak ada trotoar atau trotoar, pejalan kaki wajib berjalan mendekati tepi jalan. Pejalan kaki hanya boleh menyeberang jalan jika terdapat lampu lalu lintas, marka jalan, jembatan penyeberangan, atau terowongan, dan wajib mematuhi rambu lalu lintas.
Dalam kasus di mana tidak ada lampu lalu lintas, penyeberangan pejalan kaki, jalan layang, atau terowongan, pejalan kaki harus memperhatikan kendaraan yang melaju, hanya menyeberang jalan jika aman, dan bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan saat menyeberang jalan.
Pejalan kaki tidak boleh melintasi median jalan atau berpegangan pada kendaraan yang sedang melaju; saat membawa benda besar, mereka harus memastikan keselamatan dan tidak menimbulkan hambatan bagi orang dan kendaraan yang berpartisipasi dalam lalu lintas jalan.
Pasal ini juga mengatur bahwa anak-anak di bawah usia 7 tahun harus ditemani oleh orang dewasa ketika menyeberang jalan dalam kota atau jalan yang banyak dilalui kendaraan bermotor; setiap orang bertanggung jawab untuk membantu anak-anak di bawah usia 7 tahun ketika menyeberang jalan.
Perwakilan dari Satlantas Polres Metro Jakarta Utara Nomor 6 menyatakan, apabila melanggar aturan tersebut, pejalan kaki akan dikenakan sanksi sesuai Pasal 9 Perda 100/2019.
Dengan demikian, denda sebesar 60.000 hingga 100.000 VND akan dikenakan kepada pejalan kaki yang melakukan pelanggaran seperti: tidak berjalan di ruas jalan yang ditentukan; melintasi median jalan; menyeberang jalan di tempat yang salah atau tidak memastikan keselamatan; tidak mematuhi perintah atau petunjuk lampu lalu lintas, rambu-rambu, atau marka jalan.
Tidak mematuhi perintah atau petunjuk pengatur lalu lintas atau inspektur lalu lintas; membawa barang-barang besar yang menghalangi lalu lintas; berpegangan pada kendaraan yang sedang bergerak akan dikenakan denda sebesar 60.000 - 100.000 VND.
Denda sebesar 100.000 hingga 200.000 VND bagi pejalan kaki yang memasuki jalan raya, kecuali bagi mereka yang bertugas di bidang pengelolaan dan pemeliharaan jalan raya.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)