Menurut seorang reporter VNA di Tokyo, Jepang akan berkoordinasi dengan negara-negara Asia Tenggara dan Australia mengenai kebijakan untuk mengurangi emisi karbon di kawasan tersebut, yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil.
Menteri Ekonomi , Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Ken Saito, dan pejabat pemerintah dari 11 anggota “Komunitas Emisi Nol Bersih Asia” (AZEC) akan bertemu di Indonesia pada 21 Agustus.
Pada pertemuan tersebut, para pejabat diharapkan mengadopsi pernyataan bersama yang membahas tantangan di tiga bidang: listrik, transportasi, dan industri.
AZEC akan menyusun peta jalan 10 tahun dan mengembangkan pedoman.
Di sektor tenaga listrik, pernyataan tersebut diharapkan berfokus pada dekarbonisasi pembangkit listrik termal karena batu bara, gas alam, dan bahan bakar fosil lainnya menyumbang sebagian besar bauran tenaga listrik Asia.
AZEC berencana untuk mempromosikan hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar, dengan mempertimbangkan situasi energi di masing-masing negara. Uji coba teknis pembangkit listrik hidrogen dan amonia sedang berlangsung di Jepang.
Di sektor transportasi, para pejabat akan menyepakati pembentukan rantai pasokan di Asia yang bertujuan memperluas penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan dan biofuel. AZEC akan mengembangkan peta jalan untuk inisiatif ini dan meluncurkan proyek-proyek dengan partisipasi perusahaan-perusahaan anggota AZEC.
Sementara itu, di sektor industri, pernyataan tersebut diharapkan akan membahas transisi ke energi terbarukan untuk menghasilkan listrik bagi kawasan industri. Anggota AZEC juga akan bekerja sama dalam penerapan teknologi hemat energi.
Di negara-negara Asia, manufaktur menyumbang porsi nilai ekspor yang tinggi.
Dengan mengurangi emisi karbon dioksida ( CO2 ) di seluruh rantai pasokan, anggota AZEC bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif mereka di komunitas internasional di tengah meningkatnya permintaan untuk dekarbonisasi.
Anggota AZEC juga diharapkan bekerja sama dalam berbagi pengetahuan tentang kerangka kerja perdagangan emisi mereka.
AZEC pertama kali diusulkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada tahun 2022. Kecuali Myanmar, sembilan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah bergabung dengan mekanisme ini bersama dengan Jepang dan Australia.
Pertemuan puncak para pemimpin AZEC dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober tahun ini di Laos.
[iklan_2]
Sumber: https://nhandan.vn/nhat-ban-chung-tay-voi-asean-australia-trien-khai-cac-ke-hoa-phi-carbon-hoa-post825332.html
Komentar (0)