Dijuluki "penembak bulan," SLIM sedang mempersiapkan pendaratan bersejarah, menjadikan Jepang negara kelima yang berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa ke bulan.
Pesawat ruang angkasa tersebut berhasil memasuki orbit bulan pada akhir Desember 2023. Sesuai rencana, pesawat tersebut akan turun ke ketinggian 15 km di atas permukaan bulan pada pukul 3 sore tanggal 19 Januari, menurut The Japan Times.
Roket H-IIA diluncurkan dari Pusat Antariksa Tanegashima di Pulau Tanegashima (Jepang barat daya) untuk membawa wahana pendarat bulan Jepang ke bulan pada tanggal 7 September 2023.
Pesawat ruang angkasa tersebut kemudian akan memulai upaya pendaratan terakhirnya pada pagi hari tanggal 20 Januari, melakukan pendaratan stabil dua tahap di area miring dekat kawah Shioli, di sisi barat bulan.
Jepang berupaya memainkan peran yang lebih besar di bidang antariksa, bekerja sama dengan sekutu dekatnya, Amerika Serikat, untuk bersaing dengan kemampuan militer dan teknologi Tiongkok.
Jika berhasil, Jepang akan menjadi negara berikutnya setelah Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan India yang menyelesaikan misi ke bulan. Pada Agustus 2023, India menjadi berita utama di seluruh dunia setelah misi Chandrayaan-3 berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa di kutub selatan bulan, wilayah yang belum sepenuhnya dipahami oleh manusia.
Keberhasilan pendaratan juga akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi tujuan pengembangan ruang angkasa Jepang. Negara ini memiliki beberapa perusahaan rintisan di bidang ruang angkasa dan bertujuan untuk mengirim astronot ke bulan di masa depan.
Namun, JAXA telah menghadapi banyak kemunduran. Yang terbaru, mereka gagal dalam upaya meluncurkan roket H3 ke luar angkasa pada Maret 2023, dalam perlombaan melawan penyedia roket komersial seperti SpaceX (AS).
Meskipun demikian, JAXA menekankan bahwa teknologi presisi tingginya akan menjadi alat yang ampuh dalam eksplorasi kutub bulan di masa depan. Jepang juga berencana untuk melakukan eksplorasi kutub bulan bersama dengan India pada tahun 2025.
Profesor Kazuto Saiki dari Universitas Ritsumeikan (Jepang), yang mengembangkan kamera inframerah dekat SLIM, akan menganalisis batuan bulan setelah mengumpulkan sampel di sana.
Tautan sumber










Komentar (0)