Festival ini mempertandingkan 21 film untuk memperebutkan hadiah utama, dan semuanya memiliki satu kesamaan: durasinya. "Film-film tahun ini semuanya berdurasi antara 2 jam dan 2 jam 30 menit," ujar Alberto Barbera, direktur artistik Festival Film Venesia 2025. "Memasukkan film-film sepanjang itu ke dalam program festival merupakan masalah." Durasi film yang panjang menyulitkan juri untuk menilai dan menayangkannya di depan publik. Khususnya, "Frankenstein" karya sutradara Guillermo del Toro berdurasi 149 menit, sementara "Silent Friend" (gambar) karya Ildikó Enyedi berdurasi 145 menit. Selain itu, banyak film seperti "La Grazia", "No Other Choice", "Jay Kelly", "Orphan"... semuanya berdurasi lebih dari 130 menit.
Dalam kategori film non-kompetitif, yang hanya ditayangkan di Festival Film Venesia, "Director's Diary" karya sutradara veteran Rusia Aleksandr Sokurov memiliki durasi 305 menit, atau lebih dari 5 jam. Para ahli mengatakan bahwa tren film panjang semakin meningkat, tidak hanya di festival film tetapi juga di film komersial. Contoh tipikal adalah "Avatar", bagian 1 dan 2 memiliki durasi lebih dari 2 jam, dan bagian 3 yang akan datang, yang akan dirilis pada Desember 2025, memiliki durasi lebih dari 3 jam. Alberto Barbera percaya bahwa ini adalah "standar internasional baru" bagi para produser yang sepaham untuk membuat film panjang.
Selain itu, Festival Film Venesia tahun ini mencatat peningkatan skala dan kualitas film dokumenter. Pada festival sebelumnya, hanya terdapat 6-10 film dokumenter, tetapi tahun ini meningkat menjadi 19 film. Alberto Barbera menilai: tanda ini menunjukkan bahwa segmen produksi ini berkembang, baik dari segi kualitas maupun minat publik. Oleh karena itu, beberapa film dokumenter yang patut dicatat adalah: "Marc by Sofia" karya Sofia tentang potret perancang busana Marc Jacobs, "Ghost Elephants" karya Werner Herzog tentang kawanan gajah misterius di hutan Angola, "Cover-Up" karya Laura Poitras dan Mark Obenhaus tentang jurnalis investigasi Seymour Hersh...
Hal penting lainnya di Festival Film Venesia tahun ini adalah jumlah sutradara perempuan. Dari 21 film yang berkompetisi, 6 di antaranya disutradarai oleh sutradara perempuan, menunjukkan peningkatan jumlah perempuan yang dinominasikan dan berkompetisi. Di antaranya adalah kembalinya sineas Kathryn Bigelow – sutradara perempuan pertama dalam sejarah yang memenangkan Oscar dengan "The Hurt Locker" (2008). Kathryn Bigelow kembali ke Venesia dengan "A House of Dynamite". Selain itu, daftar ini juga mencakup nama-nama ternama seperti: Ben Hania, Fastvold, Valérie Donzelli, Ildikó Enyedi…
Festival Film Venesia tahun ini juga menampilkan film-film dari platform daring. Netflix absen total dari Festival Film Venesia pada tahun 2024, tetapi tahun ini Netflix memiliki tiga pesaing yang sangat kuat: "Jay Kelly" karya Baumbach, "A House of Dynamite" karya Kathryn Bigelow, dan "Frankenstein" karya Guillermo del Toro. Film-film ini sangat mungkin menjadi kandidat Oscar pada tahun 2026. Sementara itu, Amazon MGM Studios hadir dengan "After the Hunt" karya Luca Guadagnino. Mubi hadir dengan empat film yang bersaing memperebutkan penghargaan: "La Grazia" karya Sorrentino, "No Other Choice" karya Park Chan Wook, "Father Mother Sister Brother" karya Jarmusch, dan "Orphan" karya Nemes.
BAO LAM (Disintesis dari Screen Daily, Thevenicefest, Variety)
Sumber: https://baocantho.com.vn/nhieu-net-moi-o-lien-hoan-phim-quoc-te-venice-2025-a189686.html
Komentar (0)