Isu-isu penting yang menjadi perhatian pada Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-55

Menteri Perdagangan Indonesia, Bapak Zulkifli Hasan, memimpin konferensi tersebut. Menteri Ekonomi dari negara-negara anggota ASEAN dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn turut hadir. Delegasi Vietnam, yang terdiri dari perwakilan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Luar Negeri, dan Keuangan, dipimpin oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien.

Pada Konferensi tersebut, para Menteri berbagi informasi dan memperbarui status implementasi inisiatif kerja sama ekonomi prioritas Indonesia selama Kepemimpinan ASEAN pada tahun 2023, serta pekerjaan penting Komunitas Ekonomi ASEAN seperti: Strategi ASEAN tentang Netralitas Karbon, persiapan peluncuran negosiasi tentang Kerangka Kerja ASEAN tentang Ekonomi Digital, implementasi dan peningkatan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA), dan persiapan pertemuan konsultatif antara Menteri Ekonomi ASEAN dan negara-negara mitra.

Menteri Ekonomi negara-negara anggota ASEAN dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menyilangkan tangan mereka untuk menunjukkan tekad mereka dalam melaksanakan komitmen tersebut.

Para Menteri mencatat bahwa empat dari tujuh inisiatif kerja sama ekonomi prioritas Indonesia, Ketua ASEAN pada tahun 2023, telah diselesaikan. Secara khusus, ini termasuk penandatanganan Protokol Kedua yang mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA) dalam kerangka Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ini, serta peluncuran negosiasi tentang Perjanjian Kerangka Kerja ASEAN tentang Ekonomi Digital pada KTT ASEAN ke-43, yang dijadwalkan akan berlangsung pada awal September tahun ini.

Para Menteri juga meluangkan waktu untuk membahas peningkatan Perjanjian ATIGA, mengatasi masalah-masalah lama dalam implementasinya, rekomendasi Gugus Tugas Tingkat Tinggi Integrasi Ekonomi ASEAN mengenai pengembangan visi Komunitas Ekonomi ASEAN setelah tahun 2025, dan meninjau persiapan untuk KTT ASEAN dan pertemuan-pertemuan terkait yang dijadwalkan akan berlangsung pada awal September 2023.

Selain itu, para Menteri juga membahas secara internal kegiatan kerja sama ekonomi antara ASEAN dan mitra dialognya seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, India, Rusia, Kanada, Inggris Raya, dll., implementasi perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan negara-negara mitra, termasuk peningkatan FTA antara ASEAN dan Tiongkok, negosiasi FTA antara ASEAN dan Kanada, dan implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Para menteri yang menghadiri Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-55.

Di sela-sela Konferensi, para Menteri juga bertemu dan bertukar pandangan dengan Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ABAC) mengenai rekomendasi dan prioritas ABAC untuk masa depan terkait dengan mempromosikan penggunaan kendaraan listrik di kawasan ASEAN, memperkuat integrasi perdagangan dan investasi regional, memfasilitasi kerja sama pembangunan berkelanjutan, dan mempertahankan langkah-langkah respons kesehatan terhadap pandemi.

Dengan berpartisipasi dalam diskusi Konferensi, Vietnam memberikan kontribusi positif pada isu-isu kerja sama ekonomi intra-ASEAN seperti persiapan penandatanganan Protokol Kedua yang mengubah Perjanjian AANZFTA, negosiasi untuk meningkatkan Perjanjian ATIGA, dan persiapan peluncuran negosiasi Kerangka Kerja ASEAN tentang Ekonomi Digital. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Vietnam terhadap integrasi ekonomi regional, mempertahankan peran aktif dalam kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan global, mempromosikan pemulihan ekonomi pasca-Covid-19, dan memperkuat rantai pasokan regional.

Setelah pertemuan ini akan diadakan serangkaian konsultasi ekonomi tingkat menteri antara ASEAN dan mitra dialognya, yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 20 hingga 22 Agustus 2023.

PHAM DUY

Sumber