Utang nasional AS melampaui $35 triliun - Ilustrasi: Bloomberg.
Utang nasional AS resmi melampaui $35 triliun, menurut pengumuman Komite Anggaran DPR pada 30 Juli. Ketua Komite, Anggota DPR Jodey Arrington (R-TX), menyebut perkembangan ini sebagai "tonggak sejarah yang mengkhawatirkan," dan menyerukan peningkatan tanggung jawab fiskal dan pengendalian pengeluaran untuk mengatasi utang publik yang terus meningkat pesat.
"Hari ini kita menyaksikan tonggak sejarah yang meresahkan lainnya dalam kemerosotan finansial negara paling makmur dalam sejarah," ujar Arrington dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan harapan bahwa Partai Republik akan mampu meredakan situasi jika Donald Trump menang pada bulan November.
Utang AS telah meroket dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden dan pendahulunya, Presiden Donald Trump. Ketika Trump meninggalkan jabatannya, utang telah meningkat sebesar $8,4 triliun menjadi $27,7 triliun, dengan lebih dari separuh pinjaman terkait dengan langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19.
Tren ini terus berlanjut di bawah Biden, dengan total utang kini melampaui $35 triliun. Meskipun laju peminjaman agak melambat pada paruh pertama masa jabatan Biden dibandingkan dengan Trump, kini lajunya meningkat, dengan AS menambah utangnya sebesar $1 triliun tahun ini saja.
Menurut perhitungan Komite Anggaran DPR, utang nasional Amerika Serikat kini setara dengan $104.497 per orang, $266.275 per rumah tangga, dan $483.889 per anak. Selama 12 bulan terakhir, utang tersebut telah meningkat sebesar $2,35 triliun, atau $74.401 dalam bentuk utang baru setiap detik.
Akhir bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengkritik tajam kebijakan fiskal AS, menyebut defisit anggaran dan rasio utang Washington sebagai "ancaman yang berkembang" terhadap seluruh ekonomi global.
"Defisit dan utang yang begitu tinggi menimbulkan ancaman yang semakin besar bagi perekonomian AS dan global, yang berpotensi menyebabkan biaya pembiayaan yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko gagal bayar atas kewajiban yang jatuh tempo," kata IMF dalam sebuah pernyataan.
IMF juga menambahkan bahwa “defisit fiskal kronis ini merupakan ketidakseimbangan kebijakan yang serius dan terus-menerus yang perlu segera diatasi.”
Pertumbuhan utang publik AS telah menjadi masalah mendesak, yang membutuhkan tindakan kuat dan komprehensif dari para pemimpin untuk memastikan stabilitas keuangan bagi negara dan ekonomi global.
NHAT DUY (menurut RT)
[iklan_2]
Sumber: https://www.nguoiduatin.vn/no-cong-cua-my-vuot-moc-dang-kinh-ngac-204240730101621204.htm
Komentar (0)