Phu Tho Seorang siswi kelas 5 di distrik Tam Nong dipukuli dan dipaksa berlutut di tengah kelas pada hari penutupan, karena ia mengkritik siswi kelas 7 karena riasan wajahnya yang jelek dan mencolok.
Pada pagi hari tanggal 30 Mei, Tn. Le Trung Huyen, ketua komune Hien Quan, mengonfirmasi bahwa rekaman video adegan seorang siswi dijambak rambutnya dan ditampar oleh temannya terjadi pada tanggal 29 Mei, di kelas 5E, Sekolah Dasar Hien Quan.
Dalam video tersebut, korban dipaksa berlutut dan meminta maaf, dan wajahnya dilumuri tanah. Ia menangis dan meminta maaf, tetapi tetap dipukuli oleh teman-teman sekelasnya. Siswa lain menonton dan merekam video tersebut, tetapi tidak ada yang turun tangan atau melaporkannya kepada guru.
Pak Huyen mengatakan bahwa saat itu, kelas 5E baru saja menyelesaikan rangkuman pelajaran dan mengucapkan selamat tinggal pada liburan musim panas. Para guru sedang rapat di kantor sekolah dan tidak tahu apa-apa.
"Siswa yang dipukuli itu kelas 5, dan siswa yang memukul temannya itu kelas 7. Video itu direkam oleh siswa kelas 5 lainnya dan diunggah daring oleh seorang siswi kelas 7," kata Bapak Huyen, seraya menambahkan bahwa alasannya adalah karena siswa kelas 5 tersebut mengkritik siswi kelas 7 karena riasannya yang jelek dan mencolok.
"Karena marah karena dikritik, seorang siswa kelas 7 dari sekolah sebelah mendatangi dan memukuli siswa kelas 5," kata Bapak Huyen.
Seorang siswi kelas lima dijambak rambutnya, dipaksa berlutut dan meminta maaf, lalu wajahnya diolesi tanah. Tangkapan layar
Kemarin sore, pihak berwenang setempat dan polisi bertemu dengan pihak sekolah dan keluarga para siswa untuk mencari tahu apa yang terjadi. Para siswa diminta untuk tidak mengulangi perkelahian serupa.
Menurut Bapak Huyen, kedua siswi tersebut masih berkerabat, dan yang dipukuli adalah sepupu dari pelaku. Pagi ini, pihak komune dan sekolah telah mengirimkan petugas ke rumah kedua siswi tersebut untuk menenangkan kondisi mental mereka. Kondisi kesehatan dan mental siswi yang dipukuli saat ini stabil.
"Kedua keluarga juga meminta pihak berwenang setempat untuk menyelesaikan masalah ini secara internal dan mendidik anak-anak mereka. Siswa yang memukul temannya telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf," kata Bapak Huyen.
Telah terjadi sejumlah perkelahian antar siswa di berbagai daerah baru-baru ini. Pada tanggal 15 Mei, seorang siswa kelas 10 di SMA Nam Ky Khoi Nghia di Kota Ho Chi Minh dipukuli oleh seorang teman dan dirawat di rumah sakit. Sebelumnya, pada tanggal 29 April, sekelompok tiga siswa dari Sekolah Dasar My Luong di Distrik Chuong My di Hanoi mengundang seorang teman ke rumah adat desa, memaksanya untuk berlutut, dan menamparnya. Siswa perempuan yang dipukuli tersebut konon membuka pakaiannya untuk meminta maaf kepada teman-temannya.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan memperkirakan hampir 7.100 siswa akan terlibat dalam kekerasan di sekolah pada tahun 2022. Berdasarkan peraturan Kementerian, tindakan disiplin bagi siswa yang melanggar hukum saat ini mencakup tiga bentuk: peringatan, teguran, dan skorsing sementara dari sekolah.
Fajar
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)