Hanya dalam waktu satu minggu, ujian masuk perguruan tinggi Korea, yang juga dikenal sebagai Suneung, akan berlangsung.
Siswa Korea mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional.
Untuk mengendalikan kecemasan anak-anak mereka sebelum ujian, banyak orangtua bergegas membeli pil yang diiklankan dapat membantu penggunanya menjadi lebih pintar.
Lee, 18 tahun, yang saat ini bersekolah di sebuah SMA swasta di Kota Incheon, Korea Selatan, adalah salah satu pengguna obat tersebut. Selain itu, siswa laki-laki tersebut tidak mengonsumsi makanan berminyak dan bertepung serta menerapkan pola makan sehat agar obat tersebut dapat memaksimalkan efeknya.
"Saya dengar itu obat tradisional yang membantu mengurangi gejala kecemasan seperti jantung berdebar, telapak tangan berkeringat, dan meningkatkan konsentrasi," kata Lee. "Lebih baik mencobanya daripada tidak melakukan apa-apa sebelum ujian yang bisa mengubah hidupmu."
Obat yang diminum Lee disebut "Cheongsimhwan", yang dipasarkan sebagai obat herbal tradisional untuk mengatasi kecemasan dan stres. Obat ini sering digunakan untuk mengisi ulang energi sebelum acara penting. Bagi para pelajar, obat ini membantu mengatasi kecemasan berlebih dengan menstabilkan detak jantung dan sirkulasi darah.
Demikian pula, banyak obat herbal di pasaran seperti "gongjindan", "cheonwangbosimdan"... yang digunakan untuk meredakan kecemasan dan insomnia pada mahasiswa. Produk-produk tersebut dijual di apotek tanpa resep dokter. Dokter pengobatan oriental juga menyarankan untuk mengonsumsi obat herbal satu atau dua minggu sebelum ujian.
Namun, Asosiasi Medis Korea memperingatkan bahwa mengonsumsi obat saat mahasiswa "tidak merasa terlalu cemas" dapat menyebabkan efek negatif seperti diare dan pusing; sehingga memengaruhi hasil. Efek suplemen anti-kecemasan bervariasi tergantung pada tubuh dan dosis setiap orang, dan jika tidak dipertimbangkan secara matang, dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya.
Selain obat-obatan tradisional, orang tua dan siswa juga beralih ke suplemen yang beredar di pasaran. Suplemen ini diiklankan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kinerja. Produk-produk ini tidak memerlukan resep dan dapat dibeli secara daring.
Banyak yang bahkan mencari obat ADHD untuk meningkatkan konsentrasi. Otoritas kesehatan menemukan hampir 700 kasus penjualan ilegal obat ADHD kepada siswa kelas 12 antara tanggal 4 dan 14 Agustus. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode sebelum ujian Suneung pada bulan November tahun lalu.
Daripada menggunakan narkoba tanpa mengetahui asal dan kegunaannya, para ahli kesehatan menyarankan para pelajar, terutama mereka yang sedang mempersiapkan ujian masuk universitas, untuk mengonsumsi makanan seimbang guna mengurangi rasa cemas.
Profesor Baek Yu-jin, spesialis kedokteran keluarga di Rumah Sakit Sacred Heart di Korea Selatan, memperingatkan orang tua dan kandidat agar tidak terpengaruh oleh iklan menyesatkan tentang suplemen makanan yang "mendukung pembelajaran" atau "meningkatkan daya ingat." Pada tahap akhir, kandidat harus menjaga kesehatan fisik dan mental melalui pola makan yang sehat dan seimbang, alih-alih bergantung pada suplemen.
Profesor Lee Hae-kook, seorang psikiater di Universitas Katolik Korea, menekankan bahwa pengobatan ADHD ditujukan bagi pasien yang kesulitan menyesuaikan kognisi dan perilaku mereka. Mengonsumsi obat tidak membantu meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan persepsi mahasiswa yang tidak menderita ADHD, tetapi justru dapat menyebabkan efek samping seperti kehilangan nafsu makan, peningkatan detak jantung, insomnia, dan bahkan halusinasi.
[iklan_2]
Sumber: https://danviet.vn/phu-huynh-han-quoc-do-xo-mua-thuoc-thong-minh-20241109094017823.htm
Komentar (0)