Dokter Do Thi Lan, Departemen Pengobatan Tradisional dan Rehabilitasi, Rumah Sakit Anak Hai Phong, mengatakan bahwa baru-baru ini unit tersebut menerima seorang pasien berusia 4 tahun untuk diperiksa dengan tortikolis. Hasil pemeriksaan klinis dan paraklinis anak tersebut telah menyingkirkan risiko penyakit bawaan dan fibrosis otot.
Menurut keluarga pasien, keluarga tersebut melatih anak tersebut untuk berguling sejak usia lebih dari 2 bulan. Bayi tersebut berbaring tengkurap dengan kepala terjulur dalam waktu yang lama, dan ketika lelah, ia akan menurunkan dirinya.
Sekitar usia 4 bulan, anak tersebut menunjukkan tanda-tanda tortikolis, tetapi orang tuanya menunggu hingga gejalanya hilang dengan sendirinya. Setelah dua minggu menunggu, tidak ada perbaikan, sehingga orang tuanya membawa anak tersebut ke dokter.
Anak-anak penderita tortikolis. (Foto: BSCC)
Tortikolis pada anak banyak penyebabnya seperti: Postur tubuh (posisi sungsang saat dalam kandungan, setelah lahir akibat menggendong bayi dengan posisi yang salah, gerakan yang tidak sesuai dengan usianya); Fibrosis otot sternokleidomastoid; Penyakit bawaan seperti cerebral palsy, perkembangan motorik yang lambat, kelainan bawaan pada tulang leher.
"Penyebab leher bengkok anak berusia 4 bulan ini adalah karena keluarganya mengajarinya merangkak terlalu dini. Saat itu, otot lehernya masih lemah dan anak tersebut belum bisa merangkak. Orang tuanya membantunya menahan kepala dan lehernya, sehingga lehernya terlalu lama miring ke belakang, menyebabkan otot lehernya melemah, lelah, dan lambat laun menjadi bengkok ke satu sisi ," ujar Dr. Lan.
Tortikolis akibat postur tubuh yang salah umum terjadi pada anak usia 4-6 bulan. Tortikolis dapat muncul lebih lambat, hingga usia 1 tahun, ketika orang tua membiarkan anak merangkak terlalu dini, menggendong mereka, menempatkan mereka pada posisi yang salah, menyusui mereka pada posisi yang salah, atau terlalu banyak menonton TV.
Jika anak mengalami tortikolis postural dan tortikolisnya tidak parah serta anak memiliki pergerakan leher yang baik, dokter akan memberikan instruksi perawatan olahraga di rumah. Dalam beberapa kasus, anak akan memerlukan intervensi terapeutik.
Menurut Dr. Lan, pengobatan tortikolis akan menggabungkan pengobatan tradisional dan modalitas rehabilitasi, termasuk: elektroakupunktur, pijat akupresur, elektropulse, elektrolisis, peregangan leher, inframerah, terapi ultrasound, dan penyangga leher. Hal ini membantu melemaskan otot-otot yang kaku, memperkuat otot-otot yang lemah, dan melatih pengendalian kepala dan leher agar kepala dan leher anak tetap berada pada posisi fisiologis yang tepat.
Untuk menghindari anak memiliki leher bengkok, orang tua harus memperhatikan:
- Biarkan anak berolahraga pada tahap perkembangan yang tepat.
Jangan memaksa bayi Anda merangkak terlalu dini. Saat bayi Anda merangkak, jangan biarkan ia berbaring tengkurap dengan kepala menjulur terlalu lama.
- Anak kecil memiliki otot leher yang lemah dan sebaiknya tidak digendong sejak dini. Jika anak perlu digendong, sangga kepalanya.
- Sebaiknya bayi menyusu pada kedua payudara.
- Hindari berbaring miring atau memutar kepala dan leher ke satu sisi terlalu lama.
- Batasi postur kepala dan leher yang miring (berputar) dalam waktu lama.
- Saat anak masih kecil, batasi waktu menonton TV untuk menghindari imobilitas yang berkepanjangan, yang dapat dengan mudah menyebabkan leher mereka lelah dan miring.
Perlu diketahui, bila anak memiliki kelainan pada tulang leher, perlu segera dibawa ke dokter.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/sai-lam-khien-tre-bi-veo-co-cha-me-can-tranh-ar912374.html
Komentar (0)