Pada tanggal 6 Januari, Kedutaan Besar Vietnam di Jepang mengadakan pertemuan daring dengan organisasi-organisasi komunitas Vietnam untuk membahas koordinasi upaya dalam mendukung warga Vietnam yang terdampak gempa bumi.
Pertemuan daring tersebut dihadiri oleh Konsulat Jenderal Vietnam di Osaka, Konsulat Jenderal Vietnam di Fukuoka, dan berbagai asosiasi Vietnam di banyak daerah. Menurut VNA, Duta Besar Pham Quang Hieu menyarankan agar upaya dukungan dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan informasi yang cepat dan akurat, serta mengidentifikasi langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, fokus harus ditempatkan pada langkah-langkah mendesak seperti penyediaan makanan, air, dan tempat tinggal, serta mengidentifikasi kelompok mana yang membutuhkan bantuan.
Langkah-langkah jangka panjang seperti penempatan kerja dan stabilisasi kehidupan akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Prefektur Ishikawa memiliki lebih dari 5.000 penduduk Vietnam, di antaranya sekitar 600 (sebagian besar peserta pelatihan) bekerja di perusahaan dan pabrik di wilayah Semenanjung Noto. Ini juga merupakan daerah yang paling parah terkena dampak gempa bumi, terutama daerah-daerah seperti Wajima, Nanao, dan Suzu.
Menurut Kyodo, per tanggal 6 Januari, jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkek magnitude 7,6 yang terjadi pada tanggal 1 Januari telah meningkat menjadi lebih dari 100 orang, sementara 211 orang masih hilang. Sekitar 23.800 rumah tangga di Prefektur Ishikawa mengalami pemadaman listrik, dan lebih dari 66.400 rumah tangga kekurangan air. Pemerintah prefektur Ishikawa berencana membangun perumahan sementara untuk warga yang terdampak. Namun, pekerjaan ini diperkirakan tidak akan selesai sebelum tanggal 12 Januari, karena gempa susulan terus mengguncang Semenanjung Noto.
Badan Meteorologi Jepang memperkirakan hujan lebat di wilayah tersebut akan berlanjut hingga 7 Januari, diikuti oleh hujan salju.
KHANH HUNG
Sumber










Komentar (0)