Baru-baru ini, pada pertemuan tahunan, Ibu Yang Huiyan, Ketua Country Garden, mengatakan bahwa pasar pada tahun 2023 belum pulih seperti yang diharapkan dan masih berfluktuasi tajam. Ibu Yang memperkirakan bahwa pasar properti tahun ini masih akan menghadapi banyak kesulitan. Namun, prospek antar kota dan antara perusahaan milik negara dan swasta akan semakin berbeda.
Country Garden termasuk dalam kelompok pengembang yang menghadapi krisis uang tunai sejak dilanda krisis utang pada pertengahan 2021.
Maret lalu, Ketua Yang mengumumkan penutupan semua operasi sampingan, kecuali konstruksi kontrak dan bisnis robot konstruksi.
Pada bulan Oktober, perusahaan tersebut gagal membayar obligasi luar negeri senilai $11 miliar dan memperpanjang pembayaran obligasi domestiknya. Kemerosotan pasar yang berkelanjutan semakin menekan Country Garden.
Kantor pusat Country Garden di Guangdong, Cina (Foto: AFP).
Dalam ringkasan angka operasi yang belum diaudit untuk bulan terakhir tahun 2023, Country Garden mengatakan pendapatan kontraknya pada bulan Desember mencapai 6,91 miliar yuan.
Pengiriman ke rumah tetap menjadi prioritas utama Country Garden tahun ini, diperkirakan mencapai 480.000 unit, 20% lebih sedikit dari 600.000 unit yang dikirimkan tahun lalu.
Sektor konstruksi kontrak menyelesaikan 30 proyek senilai 24,4 miliar yuan, menduduki peringkat ke-11 di negara ini dalam hal luas konstruksi tahun lalu.
Country Garden, yang dulunya merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Tiongkok, kini terlilit utang. Pendapatan dari kontrak merupakan sumber kas terpenting bagi pengembang untuk melunasi utangnya.
Total pendapatan kontrak Country Garden pada tahun 2023 mencapai 174,3 miliar yuan, turun 51% dari tahun 2022. Pendapatan yang dicapai pada tahun 2023 turun 69% dari tahun-tahun sebelum krisis.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)