(NLDO) - Sepotong ambar Burma telah menjadi harta karun paleontologi karena membungkus makhluk bercahaya dari era dinosaurus.
Menurut Science Alert, fosil sempurna yang ditemukan di Myanmar merupakan bukti bahwa makhluk era dinosaurus pernah mengagumi salah satu pemandangan umat manusia yang paling mempesona saat ini: langit malam yang dipenuhi kunang-kunang.
Amber Burma ungkap makhluk Cretaceous menikmati langit malam yang dipenuhi kunang-kunang seperti kita - Ilustrasi AI: Anh Thu
Sebuah studi baru yang dipimpin oleh ahli paleontologi Chenyang Cai dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok menganalisis spesimen berharga berusia 99 juta tahun yang ditemukan di Myanmar.
Negara ini telah lama terkenal dengan ambar Burma, yang terkadang secara tidak sengaja menjebak makhluk prasejarah.
Namun, ini hanyalah makhluk kedua dari garis keturunan kunang-kunang yang muncul dalam amber.
Close-up makhluk yang terperangkap dalam sepotong amber Burma - Foto: Prosiding Royal Society B: Ilmu Biologi
Spesimen ini istimewa karena mengawetkan seluruh tubuh kunang-kunang secara utuh, termasuk sesuatu yang sangat berharga bagi para ilmuwan: "lentera" pada ekornya.
Makhluk yang baru ditemukan ini juga berasal dari spesies yang berbeda dari spesimen sebelumnya. Makhluk ini diberi nama Flammarionella hehaikuni.
Kunang-kunang yang ditemukan dalam ambar Burma sebelumnya adalah Protoluciola albertalleni, yang juga menyimpan bukti pendaran cahaya dan berasal dari periode yang sama dengan spesimen ini.
Namun, para ilmuwan memiliki keberuntungan tambahan: Kunang-kunang pertama berjenis kelamin jantan, sementara yang mereka temukan berjenis kelamin betina. Kunang-kunang ini memiliki beberapa struktur tubuh yang berbeda, misalnya, kunang-kunang jantan cenderung memiliki antena yang jauh lebih aneh daripada kunang-kunang betina.
Selain itu, tim peneliti lain pernah menemukan serangga bercahaya yang bukan kunang-kunang di tambang ambar lainnya di Myanmar.
Menurut Dr. Cai dan rekan-rekannya, makhluk baru ini adalah bukti nyata bahwa kemampuan bersinar pada serangga lebih tua dari yang kita duga dan sekitar 99 juta tahun yang lalu, kemampuan ini telah berevolusi pada banyak spesies kunang-kunang.
Mereka berharap menemukan lebih banyak organisme bioluminesensi pada periode Cretaceous dan Mesozoikum secara umum, untuk memahami mengapa dan bagaimana bioluminesensi muncul di dunia hewan.
Studi ini baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/myanmar-sinh-vat-99-trieu-tuoi-lo-ra-nguyen-ven-nhu-khi-con-song-196241022084642015.htm
Komentar (0)