Undang-Undang Pertanahan 2024, berlaku mulai 1 Agustus 2024, menetapkan bahwa buku merah tidak akan diterbitkan untuk rumah tangga (menghapus buku merah rumah tangga), namun banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami dan khawatir apakah harus mengajukan permohonan baru atau tidak.
Sesuai dengan Pasal 256 Undang-Undang Pertanahan No. 31/2024/QH15 Pasal 3, ditetapkan bahwa:
- Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Milik Rumah dan Hak Pakai atas Tanah, Sertifikat Hak Milik Rumah, Sertifikat Hak Milik Bangunan, Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Milik Rumah dan Hak Milik Lain yang melekat pada tanah yang diterbitkan sebelum tanggal 1 Agustus 2024, tetap sah menurut hukum.
- Tidak perlu ditukar dengan Sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Milik atas Aset yang melekat pada tanah, kecuali diperlukan.
Dengan demikian, bagi pengguna tanah yang telah memperoleh Buku Merah dan Buku Merah Muda sebelum tanggal 1 Agustus 2024, tidak diwajibkan menukarkan Buku Merah dan Buku Merah Muda sesuai dengan Undang-Undang Pertanahan Tahun 2024.
Namun apabila diperlukan dapat ditukar dengan Sertifikat Hak Guna Usaha dan Sertifikat Hak Milik atas Tanah dan Aset lain yang melekat pada tanah tersebut sesuai ketentuan Undang-Undang Pertanahan Tahun 2024.
Pengguna lahan yang telah diberikan Buku Merah rumah tangga sebelum 1 Agustus 2024 tidak diharuskan memperbaruinya.
Selain itu, UU Pertanahan yang baru juga secara khusus mengatur bahwa dalam hal Buku Merah dan Buku Merah Muda yang diterbitkan untuk rumah tangga sebelum 1 Agustus 2024, jika diperlukan, dapat diubah ke bentuk baru dan mencatat secara lengkap nama-nama anggota yang berbagi hak guna tanah.
Penentuan anggota yang berbagi hak guna tanah dalam satu rumah tangga, akan disepakati oleh para anggota tersebut dan mereka akan bertanggung jawab di hadapan hukum.
Sesuai dengan Pasal 259 Undang-Undang Pertanahan Tahun 2024, penanganan hak guna tanah rumah tangga sebelum tanggal 1 Agustus 2024 diatur sebagai berikut:
- Rumah tangga pemakai tanah yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan sebelum tanggal 1 Agustus 2024, dapat turut serta dalam hubungan hukum di bidang pertanahan sebagai kelompok pemakai tanah yang mempunyai hak guna tanah bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Ayat 2 Undang-Undang Pertanahan Tahun 2024.
- Rumah tangga yang memanfaatkan tanah yang telah mendapat alokasi tanah, tanah sewa, tanah yang diakui hak guna usahanya, atau tanah yang telah memperoleh pengalihan hak guna usahanya oleh Negara sebelum tanggal 1 Agustus 2024 mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan orang pribadi yang memanfaatkan tanah menurut ketentuan Undang-Undang ini.
- Ketika suatu instansi Negara yang berwenang mengalokasikan atau menyewakan tanah kepada suatu rumah tangga untuk melaksanakan rencana kompensasi, dukungan, dan pemukiman kembali yang disetujui, instansi tersebut harus secara khusus mencatat individu yang merupakan anggota rumah tangga dengan hak penggunaan tanah dalam keputusan alokasi atau sewa tanah.
Rumah tangga yang mendapatkan alokasi tanah dari Negara tanpa retribusi penggunaan tanah, alokasi tanah dengan retribusi penggunaan tanah, atau tanah sewa sebelum 1 Agustus 2024 diperbolehkan untuk terus menggunakan tanah tersebut selama sisa masa penggunaan tanah. Setelah masa penggunaan tanah berakhir, masa penggunaan tanah diperpanjang dalam bentuk alokasi tanah atau sewa kepada individu yang merupakan anggota rumah tangga tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pertanahan 2024.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/so-do-ho-gia-dinh-bi-xoa-bo-thi-co-bat-buoc-phai-di-doi-lai-ar910814.html
Komentar (0)