Para penggugat, yang terdiri dari 14 negara bagian AS, berpendapat bahwa peran Elon Musk sebagai kepala DOGE tidak konstitusional karena ia tidak dikonfirmasi oleh Senat. Para penggugat juga berupaya mencegah DOGE mengakses data dari tujuh lembaga federal.
Namun, Hakim Tanya Chutkan menolak permintaan tersebut, dengan menyatakan bahwa gugatan dari negara bagian gagal membuktikan bahwa tindakan Musk dan DOGE menyebabkan "kerugian yang tidak dapat diperbaiki," seperti yang dilaporkan The Hill pada 18 Februari.
Miliarder Elon Musk dan putranya di Gedung Putih pada 11 Februari.
“Pengadilan tidak dapat mengeluarkan perintah penahanan sementara (TRO), terutama dengan perintah larangan yang luas yang diminta oleh penggugat, tanpa bukti yang jelas tentang kerugian langsung atau yang tidak dapat diperbaiki,” kata Ibu Chutkhan.
Hakim menambahkan bahwa penggugat telah meminta pengadilan untuk mempertimbangkan laporan media yang menunjukkan bahwa DOGE telah mengambil, atau akan segera mengambil, tindakan seperti pemutusan kontrak massal. “Pengadilan tidak dapat bertindak berdasarkan informasi dari media. Apa yang saya dengar jelas mengkhawatirkan, tetapi saya membutuhkan laporan dan mencari tahu fakta sebelum membuat keputusan,” kata Ibu Chutkhan seperti dikutip ABC News.
Pada tanggal 17 Februari, Gedung Putih mengumumkan bahwa Elon Musk bukanlah karyawan DOGE dan tidak memiliki wewenang untuk memimpin organisasi tersebut; sebaliknya, miliarder itu menjabat sebagai penasihat Presiden AS Donald Trump.
DOGE menghadapi tantangan hukum saat berupaya memangkas ribuan pekerjaan dan anggaran di berbagai lembaga pemerintah . Dalam perkembangan terbaru, Reuters melaporkan pada 17 Februari bahwa karyawan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi perusahaan Neuralink milik Elon Musk (yang mengkhususkan diri dalam implan otak) telah dipecat.
Sumber: https://thanhnien.vn/tham-phan-bac-yeu-cau-ngan-ong-elon-musk-doge-sa-thai-nhan-su-hang-loat-185250219065734401.htm






Komentar (0)