Kanselir Jerman Olaf Scholz dipecat dari jabatannya oleh parlemen Jerman pada tanggal 16 Desember, membuka jalan bagi pemilihan umum awal pada bulan Februari 2025 sesuai rencananya.
DW melaporkan bahwa parlemen Jerman menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan koalisi Kanselir Olaf Scholz pada 16 Desember. Sebanyak 394 anggota parlemen menentang pemerintah, 207 mendukung, dan 116 abstain. Agar tetap dipercaya, Bapak Scholz membutuhkan suara mayoritas (367 suara).
Kanselir Olaf Scholz berbicara di parlemen pada tanggal 16 Desember.
Faktanya, mosi tidak percaya ini merupakan bagian dari perhitungan Bapak Scholz. Koalisi berkuasa pimpinan Bapak Scholz kehilangan mayoritas di parlemen setelah perdana menteri memberhentikan Menteri Keuangan, pemimpin FDP yang berhaluan liberal, Christian Lindner, akibat konflik anggaran. Perkembangan ini membuat pemerintahan minoritas SDP dan Partai Hijau tidak mungkin meloloskan rancangan undang-undang (RUU) besar dan anggaran baru, sehingga memaksa Bapak Scholz untuk menyelenggarakan pemilu lebih awal. Krisis ini terjadi di tengah ekonomi negara Eropa Barat yang stagnan.
Menurut Financial Times , hanya perdana menteri yang berhak mengusulkan mosi tidak percaya dan merupakan mekanisme utama untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum dini.
Hak ini telah digunakan lima kali sejak 1949, tiga di antaranya menghasilkan pemilihan umum dini. Dari ketiganya, Willy Brandt dan Helmut Kohl memenangkan pemilihan berikutnya dan kemudian menjadi kanselir, sementara Gerhard Schroder kalah dari Angela Merkel pada tahun 2005.
Menjelang pemungutan suara, beberapa anggota parlemen AfD mengatakan mereka akan mendukung Scholz untuk memblokir rencana kanselir untuk mengadakan pemilihan umum lebih awal. Kandidat CDU, Friedrich Merz, memimpin persaingan dan mendukung pasokan rudal jarak jauh ke Ukraina, yang ditentang AfD.

Kanselir Olaf Scholz (kanan) bertemu Presiden Frank-Walter Steinmeier setelah dipecat
Namun, jajak pendapat menunjukkan bahwa Tn. Merz kemungkinan harus bergandengan tangan dengan SDP Tn. Scholz atau Partai Hijau untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
Sesuai prosedur, Kanselir Jerman mendatangi istana kepresidenan untuk meminta Presiden Frank-Walter Steinmeier membubarkan parlemen dan mengizinkan pemilihan umum. Pemilihan umum mendatang dijadwalkan pada 23 Februari 2025.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/thu-tuong-duc-bi-quoc-hoi-bo-phieu-bat-tin-nhiem-nhu-mong-muon-185241216232330333.htm
Komentar (0)