Realitas menunjukkan bahwa, meskipun telah ada kemajuan, sumber daya data digital Indonesia masih tersebar, kurang terstandarisasi, dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Inilah hambatan yang perlu segera diatasi untuk menciptakan momentum bagi keseluruhan proses transformasi digital. Tanpa data digital berkualitas tinggi, terstandarisasi, dan mudah dibagikan, upaya apa pun untuk membangun sistem informasi, aplikasi cerdas, atau layanan publik daring akan sulit memaksimalkan efektivitasnya.
Menyadari isu ini, Pemerintah segera menerbitkan Resolusi 214/NQ-CP tertanggal 23 Juli 2025 tentang promosi penciptaan data untuk mendukung transformasi digital yang komprehensif. Resolusi ini bukan hanya dokumen hukum, tetapi juga perintah tindakan mendesak, yang dengan jelas menegaskan bahwa penerapan teknologi untuk mendigitalkan data telah menjadi persyaratan prioritas utama.
Data dianggap sebagai "darah" ekonomi digital dan merupakan sumber daya yang tak ternilai. Pemerintahan digital yang efektif bergantung pada kemampuan untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis data guna membuat keputusan yang tepat waktu dan akurat. Ketika data masih tersebar dalam bentuk kertas, tanpa konektivitas dan standardisasi, kemampuan untuk "mendigitalisasi" operasi pemerintah akan sangat terbatas, sehingga kehilangan peluang pengembangan yang sangat besar.
Bagi warga negara dan pelaku bisnis, digitalisasi data adalah kunci untuk menjadikan layanan publik daring benar-benar nyaman, transparan, dan hemat waktu. Jika warga negara masih harus menyediakan kembali dokumen yang ada, atau jika catatan tidak didigitalkan sejak awal, tujuan untuk meningkatkan kepuasan dan mengurangi kerumitan akan sulit tercapai. Hal ini menjadi semakin mendesak karena negara-negara di seluruh dunia berlomba-lomba membangun gudang data digital nasional, yang memaksa Vietnam untuk segera mengikuti tren ini guna mempertahankan dan meningkatkan daya saing.
Digitalisasi data prosedur administratif bagi masyarakat untuk melaksanakan prosedur di Pusat Layanan Administrasi Publik Kota Hanoi.
Mengingat pentingnya dan urgensi masalah ini, Resolusi 214/NQ-CP telah memberikan arahan yang jelas tentang tanggung jawab kementerian, lembaga, dan terutama pemerintah daerah. Dari tingkat pusat hingga provinsi, kota, dan kabupaten, implementasi pembuatan data perlu dilakukan secara cepat dan intensif. Hal ini mengharuskan pemerintah daerah untuk secara proaktif meninjau dan mengevaluasi status data terkini, memprioritaskan investasi dalam solusi teknologi modern untuk mendigitalkan data langsung di titik penerimaan dokumen, terutama di pusat layanan administrasi publik sesuai semangat Keputusan 118/2025/ND-CP.
Memberikan instruksi kepada masyarakat untuk mendigitalkan data menggunakan sistem konversi digital di kelurahan Phuc Thinh, kota Hanoi.
Membangun proses standar untuk pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data guna memastikan konsistensi dan konektivitas sangatlah penting. Lebih lanjut, pelatihan sumber daya manusia dengan kapasitas yang memadai untuk mengoperasikan dan memanfaatkan sistem data digital secara efektif juga perlu diperkuat. Transformasi ini akan menghasilkan hasil yang nyata dalam mengoptimalkan sumber daya, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan kualitas layanan.
Digitalisasi data bukan lagi proyek tunggal, melainkan strategi komprehensif, sebuah premis untuk mewujudkan tujuan utama transformasi digital. Konsensus dan tindakan drastis provinsi, kota, dan komune dalam digitalisasi data akan menciptakan kekuatan gabungan, membantu Vietnam mencapai tujuan pemerintahan digital dengan cepat, membawa manfaat praktis bagi masyarakat, bisnis, dan pembangunan berkelanjutan negara.
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/chuyen-doi-so/chinh-phu-so/thuc-day-chinh-phu-so-uu-tien-so-hoa-va-quy-trinh-chuan-hoa-dong-bo-du-lieu/20250727022350730
Komentar (0)