Bergandengan tangan untuk membangun rumah yang hangat, menumbuhkan kepercayaan
Selama beberapa generasi, rumah komunal telah menjadi simbol sakral dalam kehidupan komunitas etnis minoritas di wilayah pegunungan Quang Ngai Barat. Di sana, di antara celah-celah pegunungan yang berkabut, tersimpan kisah hangat tentang solidaritas antara tentara dan rakyat, kisah para perwira dan prajurit Komando Militer Provinsi Quang Ngai yang berkoordinasi dengan berbagai instansi, departemen, cabang, dan warga Desa Mo Po untuk membangun rumah komunal yang luas—rumah solidaritas, keyakinan, dan aspirasi untuk perubahan.
Para delegasi mengunjungi rumah komunal yang baru diresmikan. |
Desa Mo Po memiliki 30 rumah tangga dengan hampir 140 jiwa, yang lebih dari 90% merupakan suku Xo Dang. Medan yang terjal, lalu lintas yang sulit, dan perjalanan yang melelahkan membuat kehidupan masih terasa kurang. Sejak lama, masyarakat telah memimpikan kehidupan material dan spiritual yang semakin baik, terutama memiliki rumah komunal untuk berkumpul, menyalakan api unggun, menyelenggarakan festival, dan kegiatan komunitas. Memahami aspirasi tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, Komando Militer Provinsi Quang Ngai telah secara proaktif melakukan survei, konsultasi, dan berkoordinasi dengan komite dan otoritas partai setempat untuk menerapkan berbagai model "Mobilisasi Massa Cerdas", memobilisasi dan membimbing masyarakat untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, secara bertahap mengubah pola pikir dan cara kerja mereka, membantu masyarakat keluar dari kemiskinan secara berkelanjutan, dan berkoordinasi untuk membangun rumah komunal bagi masyarakat.
Pada masa-masa ketika para prajurit datang ke desa untuk membangun rumah Rong, warga bergotong royong menyumbangkan tenaga, merelakan lahan agar proyek lebih luas dan kokoh. Dari fondasi beton yang kokoh hingga rangka atap lengkung yang dilapisi rumput ilalang, setiap meter jalan beton yang membentang... semuanya merupakan wujud kerja keras, keringat, dan ketulusan para prajurit untuk rakyat. Kemudian, di suatu pagi yang cerah di bulan Mei, dentuman gong dan genderang bergema, menandakan kegembiraan yang luar biasa ketika rumah Rong seluas lebih dari 400 meter persegi itu selesai dibangun, menjadi tempat berkumpulnya rasa kasih sayang dan solidaritas antara prajurit dan rakyat. Dalam kegembiraan itu, Bapak A Tuan, seorang warga yang secara sukarela menyumbangkan lahan untuk membangun rumah Rong, tak kuasa menahan haru: "Melihat rumah Rong yang luas ini, saya sangat bahagia, para prajurit! Mulai sekarang, penduduk desa memiliki tempat tinggal dan merayakan panen padi baru. Penduduk desa sangat berterima kasih kepada para prajurit!" Pengakuan yang sederhana dan tulus itu menjadi bukti nyata betapa eratnya hubungan antara tentara dan rakyat, bagai ikan dan air, bagai daging dan darah satu keluarga.
Bantu orang keluar dari kemiskinan
Di samping membangun rumah, para perwira dan prajurit Komando Daerah Militer Quang Ngai juga dengan gigih menyebarkan dan menggerakkan masyarakat untuk menghapuskan adat istiadat yang tidak baik, melaksanakan program keluarga berencana, menjaga kebersihan desa, menyekolahkan anak-anak, menyantuni anak yatim, membimbing masyarakat dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang produksi dan peternakan... Berkat itu, banyak keluarga yang perlahan-lahan berubah pikiran, mampu berhitung dalam berbisnis, berani meminjam modal untuk bercocok tanam tanaman obat, mengembangkan model pemeliharaan kambing... demi menambah penghasilan.
Bapak A Thoan, Kepala Desa Mo Po, menyampaikan: “Rumah komunal telah selesai dibangun, impian warga desa telah terwujud. Para prajurit sangat baik! Selain membantu membangun rumah komunal, para prajurit juga aktif mengajarkan warga desa cara keluar dari kemiskinan, cara menjaga kesehatan, belajar membaca dan menulis, serta belajar keterampilan.” Sungguh, di daerah pegunungan yang penuh kesulitan ini, para prajurit selalu menjadi pendukung yang solid dan andal bagi warga. Kolonel A Hang, Wakil Komisaris Komando Militer Provinsi Quang Ngai, mengatakan: “Kehidupan etnis minoritas di daerah terpencil, terisolasi, dan perbatasan masih sangat bergantung pada alam dan masih bergantung pada dukungan Negara. Menghadapi kenyataan ini, Komando Militer Provinsi telah menyarankan dan mengarahkan instansi dan unit untuk berkoordinasi erat dengan komite dan otoritas Partai setempat guna menyebarluaskan dan memobilisasi masyarakat agar dapat secara efektif melaksanakan Kampanye "Mengubah pola pikir dan gaya kerja etnis minoritas, membantu mereka keluar dari kemiskinan secara berkelanjutan", Gerakan "Tentara Bergandengan Tangan untuk Menghancurkan Rumah Sementara dan Reyot", membangun jalan beton, menerangi jalan pedesaan, mendukung mata pencaharian, meningkatkan pendapatan, dan membantu masyarakat keluar dari kemiskinan".
Di bawah atap rumah adat yang baru diresmikan dan difungsikan itu, suara tawa anak-anak menggema, warga turut serta dalam kegiatan kemasyarakatan, menikmati kegiatan seni dan budaya... Semua itu turut mempererat tali silaturahmi antara kehendak Partai dengan hati nurani rakyat, menambah keyakinan dan motivasi rakyat agar bertekad membangun kehidupan yang sejahtera, membangun negeri yang makin kaya dan sejahtera.
Artikel dan foto: LE TAY
Sumber: https://www.qdnd.vn/nuoi-duong-van-hoa-bo-doi-cu-ho/tinh-quan-dan-noi-vung-cao-quang-ngai-841096
Komentar (0)