Sepakbola muda Indonesia tidak terlalu menakutkan ketika tidak menggunakan pemain naturalisasi.
Akan ada cukup banyak pemain generasi U-20 yang berlaga di ajang Asia, timnas Indonesia dan Thailand yang berlaga di SEA Games ke-33 pada tahun 2025. Khususnya, bersama timnas Indonesia U-20, sebagian besar pemain bertahan timnas U-20 yang berlaga di turnamen Asia U-20 2025 ini masuk dalam daftar pemain yang berlaga di Piala AFF 2024, kekuatan yang pernah diumumkan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menjadi inti timnas U-22 Indonesia yang berlaga di SEA Games ke-33.
Sepak bola Vietnam secara bersamaan memegang dua gelar terpenting di Asia Tenggara: juara Piala AFF dan juara Asia Tenggara U-23. Akankah Vietnam U-22 memenangkan medali emas SEA Games ke-33 di akhir tahun ini?
Para bek tersebut antara lain bek tengah Kadek Arel, Sulthan Zaky, dan bek kiri Dony Tri Pamungkas, yang juga kapten timnas U-20 Indonesia. Di antara mereka, Kadek Arel dan Dony Tri Pamungkas masuk dalam susunan pemain inti saat timnas U-20 Indonesia berhadapan dengan timnas U-20 Iran. Namun, para bek yang disebutkan di atas tetap tidak mampu mencegah Iran mencetak 3 gol ke gawang tim muda negara kepulauan tersebut (timnas U-20 Indonesia akhirnya kalah 0-3).
Pelatih timnas U-20 Indonesia yang akan berlaga di Piala Asia U-20 2025, Bapak Indra Sjafri, juga merupakan orang yang tepat untuk memimpin timnas U-22 Indonesia berlaga di SEA Games ke-33. PSSI sedang meninjau pencapaian timnas U-20 Indonesia di Piala Asia yang sedang berlangsung, sebelum memutuskan untuk secara resmi menyerahkan SEA Games kepada pelatih Indra Sjafri.
Bapak Indra Sjafri adalah sosok yang berjasa mengantarkan tim sepak bola putra Indonesia menjuarai SEA Games ke-32 tahun 2023 di Kamboja. Oleh karena itu, Bapak Indra Sjafri, khususnya, dan timnas U-20 Indonesia pada umumnya, mendapatkan banyak harapan.
Namun, perbedaan yang signifikan dapat terlihat antara tim-tim Indonesia ketika mereka menggunakan pemain naturalisasi dan ketika mereka tidak menggunakan pemain naturalisasi. Dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, tim nasional Indonesia dapat bersaing dengan tim-tim kuat karena mereka menggunakan skuad yang sebagian besar terdiri dari pemain-pemain asal Eropa. Ketika mereka tidak menggunakan pemain naturalisasi, tim-tim Indonesia tidak menakutkan.
Di SEA Games ke-33 tahun ini, jika tim muda Indonesia tidak memiliki tambahan pemain asal Eropa, mereka tidak akan terlalu kuat dibandingkan dengan U.22 Vietnam, apalagi dalam konteks tim asuhan pelatih Kim Sang-sik saat ini sangat berbeda dengan tim asuhan pelatih Troussier di SEA Games 2 tahun lalu.
Sepakbola muda Thailand sedang mengubah kekuatannya.
Seperti halnya Indonesia U-20, Thailand U-20 turut serta dalam turnamen Asia 2025 dengan tujuan menjaring lebih banyak lagi talenta muda, sebagai persiapan bagi pasukannya untuk berlaga di SEA Games ke-33 di kandang sendiri akhir tahun ini.
U.22 Thailand (baju biru) ingin mengganti warna medali SEA Games
Tim sepak bola muda negeri pagoda emas itu sempat menaruh harapan agar dua pemain Thailand, yakni gelandang tengah John Miettinen (1,81 m, saat ini bermain di klub Swedia, Orebro SK) dan pemain sayap kanan Erawan Garnier (1,80 m, saat ini bermain di klub Prancis, Olympique Lyon) mau memperkuat timnas U-20 negeri ini untuk berlaga di ajang Piala Asia U-20. Setelah itu, mereka akan terus dipersiapkan untuk memperkuat timnas U-22 Thailand di ajang SEA Games.
Namun, pada menit terakhir, rencana ini gagal karena klub kedua pemain yang disebutkan di atas tidak setuju untuk "melepas" John Miettinen dan Erawan Garnier ke tim muda Thailand, dalam turnamen di luar FIFA Days.
Sebelumnya, Thailand kehilangan bek tengah Jonathan Khemdee, bek kanan James Beresford, dan dua penyerang hebat Suphanat Mueanta dan Teerasak Poeiphimai (keduanya berusia 23 tahun) dalam kampanye SEA Games, setelah Panitia Penyelenggara Pesta Olahraga Asia Tenggara menurunkan batas usia keikutsertaan dari 23 menjadi 22 tahun. Thailand saat ini sangat ingin menambah pemain-pemain bagus ke tim U-22-nya dalam waktu dekat, tetapi kegagalan mereka di Piala Asia U-20 dapat membuat rencana seleksi personel mereka menjadi lebih sulit.
Dari segi gaya bermain, timnas U-20 Thailand belum menunjukkan terobosan di laga pembuka melawan timnas U-20 Jepang di turnamen Asia (kalah 0-3 secara keseluruhan). Selama sepak bola muda Thailand belum menunjukkan terobosan dalam hal personel dan gaya bermain, timnas muda Vietnam memiliki peluang besar untuk mengalahkan mereka. Timnas U-22 Vietnam juga akan memiliki peluang tersebut di SEA Games, karena meskipun Thailand masih berjuang membangun kekuatan baru, kami telah membentuk kerangka pemain muda yang berkualitas, yang telah banyak dilatih sepanjang tahun 2024.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/u20-indonesia-thai-lan-tham-bai-o-chau-a-u22-viet-nam-doi-gi-ma-khong-but-toc-185250215121341314.htm
Komentar (0)