Tentara Rusia di wilayah operasi militer khusus
Kerugian Ukraina di semua lini?
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada tanggal 30 September bahwa Ukraina kehilangan hingga 690 tentara, baik yang tewas maupun terluka, di enam arah dalam 24 jam terakhir.
Dari jumlah tersebut, Rusia menghitung korban Ukraina di Donetsk sebanyak 430 tentara, 4 kendaraan tempur lapis baja, howitzer super M777 dan senjata gerak sendiri Krab.
Di selatan Donetsk, pasukan Rusia mengatakan mereka berhasil menangkis dua serangan musuh, yang menyebabkan Ukraina kehilangan 120 tentara, beserta howitzer super M777 dan senjata gerak sendiri Krab.
Di arah Zaporizhzhia, kerugian Ukraina di sini adalah 30 tentara, howitzer seperti M119, FH70, D-30 dan Msta-B.
Rusia juga mencatat kerugian Ukraina di Kherson sebanyak 40 tentara dan beberapa howitzer serta senjata gerak sendiri. Kerugian di arah Kupyansk adalah 20 tentara dan beberapa howitzer.
Rusia juga mengatakan pihaknya berhasil menangkis dua serangan dan menghancurkan 50 tentara dan sejumlah senjata berat musuh ke arah Krasny Liman.
Ukraina belum mengomentari informasi tersebut, tetapi mengatakan pihaknya menembak jatuh 30 dari 40 kendaraan udara tak berawak (UAV) yang diluncurkan Rusia semalam ke Ukraina tengah dan selatan, menurut Reuters.
Secara khusus, Komando Militer Selatan Ukraina mengatakan bahwa 20 UAV ditembak jatuh di provinsi tengah Vinnytsia dan 10 UAV di dua provinsi selatan Odessa dan Mykolaiv.
Pada hari yang sama, Gubernur Vyacheslav Gladkov dari provinsi Belgorod Rusia mengumumkan bahwa Ukraina telah menembakkan sembilan roket dari sistem BM-27 Uragan ke wilayah yang dikuasainya, tetapi semuanya dicegat.
Selain itu, Bapak Gladkov menulis di Telegram bahwa dalam 24 jam terakhir, militer Ukraina telah melancarkan sekitar 100 serangan penembakan di provinsi tersebut, menurut kantor berita TASS. Bapak Gladkov mengatakan penembakan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi merusak saluran listrik.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia sekarang dikendalikan oleh Rusia.
Kemungkinan Ukraina melancarkan serangan balasan musim gugur
Sementara serangan balasan musim panas Ukraina masih berlangsung, Sputnik News mengutip sumber yang menyebutkan kemungkinan bahwa militer pemerintah Kyiv sedang merencanakan serangan balasan musim gugur.
Secara khusus, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sekutu Inggris dan Amerikanya telah menyetujui rencana untuk melancarkan serangan baru pada awal Oktober di Kherson dan Zaporizhzhia.
Sumber-sumber mengatakan sejumlah besar marinir Ukraina saat ini ditempatkan di wilayah Nikolayev, menunggu perintah untuk menyeberangi Sungai Dnieper. Selain itu, pasukan khusus Ukraina, yang dilatih oleh Inggris, berencana untuk mengambil alih kendali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
Penasihat internasional Earl Rasmussen, mantan letnan kolonel Angkatan Darat AS, mengatakan kepada Sputnik News bahwa rencana serangan balik musim gugur (jika ada) bukanlah ide yang bagus saat ini.
Para pemimpin Rusia secara konsisten menegaskan bahwa serangan musim panas Ukraina tidak terhenti, melainkan gagal total. Moskow juga mencatat korban jiwa yang signifikan di antara tentara Ukraina, meskipun Kyiv terus-menerus memberikan informasi optimistis tentang kemajuan di semua lini.
Presiden Zelensky berpidato di forum teknologi militer
Ukraina membuka aliansi teknologi militer
Ukraina belum mengomentari informasi terkait spekulasi di atas dari pihak Rusia. Sebaliknya, Presiden Zelensky pada 30 September mengumumkan pembentukan aliansi internasional antara industri pertahanan dan kontraktor militer.
Sasaran aliansi ini adalah untuk membangun kemampuan militer guna melawan ancaman eksternal.
Berbicara pada Forum Industri-Militer Internasional pertama, pemimpin Ukraina menyambut baik masuknya kontraktor militer mana pun selama mereka memiliki nilai-nilai Ukraina dan mematuhi hukum internasional, Reuters melaporkan.
Forum tersebut dihadiri oleh 252 perusahaan dari lebih dari 30 negara di seluruh Eropa, Amerika, Asia, dan Australia.
Menurut Bapak Zelensky, forum tersebut menyaksikan 13 perusahaan bergabung dengan Ukraina untuk membangun persenjataan baru. Kemudian, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengumumkan bahwa 38 perusahaan dari 19 negara telah bergabung dengan aliansi ini.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)