
Kebiasaan makan tertentu dapat secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung seiring waktu.
Memilih pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi lemak jenuh, lemak trans, gula tambahan, dan natrium secara berlebihan, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, obesitas, dan resistensi insulin, sehingga memberi tekanan pada kesehatan kardiovaskular. Sering melewatkan makan atau makan berlebihan juga berisiko mengganggu metabolisme dan keseimbangan hormon.
Kebiasaan-kebiasaan ini seringkali berkembang perlahan dan tidak disadari hingga akhirnya menyebabkan masalah jantung yang serius. Berikut adalah beberapa kebiasaan makan yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Setelah Anda memahaminya, Anda harus proaktif meninggalkan kebiasaan-kebiasaan ini dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk melindungi jantung Anda dan menikmati hidup yang lebih panjang dan berkualitas lebih baik.
1. Mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan.
Konsumsi rutin camilan kemasan, mi instan, makanan siap saji, dan daging olahan dapat berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular dan kesehatan secara keseluruhan. Makanan-makanan ini sering mengandung kadar lemak trans, pengawet, dan natrium yang tinggi, yang meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah—faktor risiko utama penyakit jantung.

2. Mengonsumsi terlalu banyak gula
Konsumsi rutin makanan manis, makanan penutup, permen, dan sereal meningkatkan kadar gula darah dan insulin, mendorong penimbunan lemak, dan menyebabkan peradangan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin, diabetes, dan penyakit jantung.
3. Mengonsumsi terlalu banyak garam menyebabkan tekanan darah tinggi.
Menambahkan terlalu banyak garam pada makanan atau mengonsumsi camilan asin dapat meningkatkan tekanan darah, merusak pembuluh darah, dan berkontribusi pada berbagai penyakit kardiovaskular. Makanan olahan dan makanan restoran seringkali merupakan sumber natrium yang tinggi. Bahkan sedikit mengurangi natrium dalam diet dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan tekanan darah.
Menurut Profesor Madya, Dr. Ta Manh Cuong, dari Institut Jantung Nasional Vietnam, Rumah Sakit Bach Mai, faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dapat dimodifikasi meliputi kebiasaan makan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, lemak jenuh dan trans tinggi, konsumsi buah dan sayuran rendah), kurang olahraga, merokok dan konsumsi alkohol, serta kelebihan berat badan atau obesitas.
4. Sering melewatkan sarapan
Melewatkan makan pertama di pagi hari dapat menyebabkan kebiasaan ngemil yang tidak sehat, metabolisme yang buruk, dan peningkatan kadar kortisol. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini meningkatkan risiko kolesterol jahat tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas—yang semuanya terkait dengan penyakit jantung.
5. Makan larut malam meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Makan larut malam, terutama dalam porsi besar, memberi tekanan ekstra pada sistem pencernaan dan mengganggu kontrol gula darah serta metabolisme lemak. Kebiasaan makan di malam hari juga dapat memengaruhi tidur, yang selanjutnya berdampak pada kesehatan kardiovaskular.
6. Asupan serat rendah
Serat larut membantu menghilangkan kolesterol berlebih dari darah, sehingga mendukung kesehatan jantung. Diet rendah serat, terutama dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan kolesterol tinggi.
7. Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan daging olahan.
Konsumsi rutin daging merah seperti daging sapi dan domba, serta daging olahan seperti sosis dan bacon, dikaitkan dengan kadar lemak jenuh yang lebih tinggi dan peningkatan risiko penyumbatan jantung dan aterosklerosis. Beberapa studi observasional telah menunjukkan bahwa daging merah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes yang lebih tinggi.
Dr. Frank Hu, Kepala Departemen Nutrisi di Universitas Harvard, menyarankan untuk membatasi konsumsi daging merah sekitar 2-3 porsi per minggu, terutama jika dimasak pada suhu tinggi.

8. Konsumsi makanan gorengan dan makanan cepat saji secara berlebihan.
Mengonsumsi makanan gorengan secara teratur seperti kentang goreng, ayam goreng, dan hamburger cepat saji menyebabkan penyerapan lemak dan kalori yang tidak sehat, yang mengakibatkan penambahan berat badan, penumpukan plak di arteri, dan efek negatif pada jantung.
9. Terlalu banyak mengonsumsi minuman manis.
Minuman ringan, minuman energi, dan jus manis mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Minuman-minuman ini meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol baik), sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
10. Kebiasaan makan yang tidak teratur atau makan berlebihan.
Kebiasaan makan yang tidak teratur, seperti puasa berkepanjangan yang diikuti dengan makan berlebihan, dapat memberi tekanan pada jantung dengan menyebabkan lonjakan gula darah dan tekanan darah. Stres metabolisme yang tidak menentu ini merusak irama dan fungsi jantung.
Memperhatikan apa yang Anda makan, bagaimana Anda memakannya, dan kapan Anda memakannya memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan jantung dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Sumber: https://baolaocai.vn/10-thoi-quen-an-uong-co-the-lam-tang-nguy-co-mac-benh-tim-post649075.html






Komentar (0)