![]() |
Distrik Saigon dianggap sebagai "jantung warisan" dengan serangkaian karya arsitektur yang luar biasa. Foto: Phuong Lam . |
Setelah menggabungkan batas-batas administratif, Kota Ho Chi Minh memasuki periode restrukturisasi peta wisata yang kuat, membuka perspektif baru terhadap lingkungan dan komune yang sudah dikenal.
Dari unit manajemen administratif, setiap kelurahan kini tampil sebagai "destinasi" dengan warnanya sendiri, di mana kisah budaya, kuliner , dan gaya hidup diceritakan oleh masyarakat setempat. Jika dimanfaatkan dengan baik, setiap kelurahan dapat menjadi produk wisata yang utuh.
Distrik Saigon masih menjadi "jantung" wisata kota, tempat simbol-simbol familiar bertemu: Katedral Notre Dame, Kantor Pos Pusat, Istana Kemerdekaan, atau Pasar Ben Thanh. Bersamaan dengan lapisan warisan arsitektur, terdapat pula kehidupan urban modern, mulai dari pusat komersial, area hiburan seperti The New Playground, jalan buku, hingga serangkaian restoran Michelin dan ruang-ruang kreatif baru. Distrik inilah yang paling jelas menunjukkan harmoni antara sejarah dan kehidupan kontemporer.
Meninggalkan pusat kota, distrik Cho Lon memiliki ritme yang sangat berbeda. Aula pertemuan Nghia An dan Phuc Kien yang tenang kontras dengan suasana ramai jalanan yang didekorasi sesuai musim. Kuliner Tionghoa yang kaya dan jalanan malam yang baru dibuka menjadikan Cho Lon sebagai titik pertemuan budaya di sisi barat kota.
![]() ![]() ![]() ![]() |
Sehari penuh keseruan di Distrik Saigon membawa pengunjung menjelajahi bangunan-bangunan kuno hingga gaya hidup modern yang kaya akan pengalaman. Foto: Phuong Lam. |
Sementara itu, distrik An Khanh telah menjadi "koordinat check-in" yang akrab bagi kaum muda yang mencintai seni dan gaya hidup berkelas: vila di tepi sungai, restoran mewah, kafe butik, galeri seni, bar - semuanya menciptakan irama kehidupan baru, di mana pengalaman menjadi produk wisata.
Di pinggiran kota, distrik, dan komune juga sedang menata ulang citra pariwisata mereka. Distrik Vung Tau yang telah digabung menarik wisatawan dengan taman terbuka Bai Sau dan menara Tam Thang—sebuah tempat check-in baru yang sedang berkembang.
Sedikit lebih jauh, komune Ho Tram masih merupakan "ibu kota resor" dengan jalur resor pantai kelas atas, cocok untuk tren liburan jangka pendek wisatawan selatan.
Tak hanya mengubah cara pandang terhadap destinasi, Kota Ho Chi Minh juga mempromosikan cara baru dalam berwisata. Dalam acara yang mempertemukan pemerintah daerah dan media pada 6 Desember yang diselenggarakan oleh Saigontourist Group, perwakilan dari 168 distrik dan komune di Kota Ho Chi Minh, bersama dengan pelaku bisnis dan dinas, membahas strategi pengembangan pariwisata untuk periode 2025-2030.
![]() |
Perwakilan dari 168 kelurahan dan kecamatan, beserta pelaku usaha dan instansi, menghadiri acara tersebut. Foto: DVCC. |
Dari wilayah pusat hingga kecamatan Ho Tram atau kawasan khusus Con Dao, model kerjasama 3 pihak yakni pelaku bisnis, pemerintah, masyarakat, dianggap sebagai kunci penting bagi setiap daerah untuk secara proaktif membentuk identitasnya dan menjalankan pariwisata dengan caranya sendiri.
Dalam acara tersebut, Ibu Nguyen Thi Anh Hoa, Ketua Dewan Anggota Saigontourist Group, mengatakan bahwa untuk mencapai tingkat internasional, pariwisata Vietnam harus dimulai dari hubungan erat antara bisnis, pemerintah, dan masyarakat - "segitiga emas" yang terus-menerus diupayakan oleh unit tersebut.
Menurut Ibu Hoa, kerja sama dengan 168 distrik dan komune di Kota Ho Chi Minh serta mitra media tidak hanya sekadar kisah pertumbuhan ekonomi di bidang pariwisata, tetapi juga terkait dengan pelestarian warisan, membangun lingkungan pariwisata yang beradab dan hijau, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ia yakin bahwa dengan konektivitas dan inovasi, bersama dengan orientasi pengembangan pariwisata hijau, Kota Ho Chi Minh dapat bergerak lebih dekat menuju tujuannya untuk menjadi destinasi terdepan di Asia - kota modern yang tetap mempertahankan identitasnya, ramah, berkelanjutan, dan kreatif.
Sumber: https://znews.vn/168-phuong-xa-va-dac-khu-o-tphcm-cung-lam-du-lich-post1608990.html
















Komentar (0)