Bank Dunia dan S&P Global Market Intelligence baru saja merilis Indeks Kinerja Pelabuhan Kontainer (CPPI) untuk periode 2020-2024. Klaster pelabuhan Cai Mep kokoh berada di posisi ke-7, sementara pelabuhan Hai Phong membuat terobosan yang mengesankan, memasuki 30 besar.

20 pelabuhan teratas dengan indeks CPPI tertinggi di dunia pada tahun 2024.
Laporan ini mengevaluasi 403 pelabuhan peti kemas di seluruh dunia. Dengan kumpulan data yang sangat besar termasuk lebih dari 175.000 kunjungan kapal dan 247 juta pergerakan peti kemas, CPPI mencerminkan efisiensi penanganan kargo di pelabuhan. Semakin tinggi peringkatnya, semakin optimal pelabuhan tersebut dalam hal waktu pelayanan kapal dan perputaran kargo.

Klaster pelabuhan Cai Mep terus menegaskan posisi terdepannya, mempertahankan peringkat ke-7 secara global.
Hasil tahun ini menunjukkan gambaran positif bagi industri logistik Vietnam. Klaster pelabuhan Cai Mep terus menegaskan posisinya sebagai yang terdepan dengan mempertahankan posisi ke-7 secara global, melampaui banyak pelabuhan besar dan terkenal seperti Hong Kong (12), Tanjung Pelepas (13) dan Yokohama (16). Cai Mep hanya berada di belakang beberapa pelabuhan terkemuka di Tiongkok, Mesir, dan Maroko.

Pelabuhan Hai Phong berhasil masuk ke dalam 30 besar peringkat tersebut.
Terobosan paling luar biasa terjadi di pelabuhan Hai Phong, yang naik 40 peringkat dibandingkan tahun lalu dan masuk ke dalam 30 besar. Pelabuhan ini juga merupakan salah satu dari 20 pelabuhan dengan peningkatan terkuat dalam indeks CPPI di seluruh dunia selama periode 2020-2024. Pencapaian ini merupakan bukti nyata dari upaya peningkatan kapasitas operasional dan kualitas layanan pelabuhan Hai Phong dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, banyak pelabuhan Vietnam lainnya juga muncul dalam peringkat tersebut, menunjukkan perkembangan seragam sistem pelabuhan nasional, termasuk: Saigon (116), Cat Lai (122), Da Nang (128), Quy Nhon (150) dan Chu Lai (157).
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa CPPI global pada tahun 2024 cenderung menurun karena faktor geopolitik dan perubahan iklim. Krisis Laut Merah telah memaksa pengiriman barang untuk memutar rute di sekitar Tanjung Harapan, sementara kekurangan air di Terusan Panama telah mengurangi arus kargo, menyebabkan waktu transit yang lebih lama dan kemacetan di banyak pelabuhan utama.
Menurut para ahli, kinerja pelabuhan tidak sepenuhnya bergantung pada ukurannya. Laporan tersebut menekankan bahwa pelabuhan yang memprioritaskan digitalisasi, beroperasi 24/7, dan meningkatkan konektivitas logistik seringkali mengalami peningkatan CPPI (Indeks Kinerja Pelabuhan Berkelanjutan) yang signifikan. Bahkan pelabuhan yang lebih kecil dengan optimalisasi pergudangan dan pemanfaatan peralatan dapat mencapai kinerja yang unggul. Hal ini menunjukkan pentingnya teknologi, manajemen, dan koordinasi yang erat dalam mengoptimalkan rantai pasokan global.
Sumber: https://vtv.vn/2-dai-dien-viet-nam-lot-top-30-cang-container-hieu-qua-nhat-the-gioi-100250926115314556.htm






Komentar (0)