Inkontinensia urin merupakan masalah kesehatan yang dihadapi jutaan orang di seluruh dunia , terutama orang lanjut usia.
Ada banyak penyebab kondisi ini, mulai dari efek pola makan, kelebihan berat badan hingga beberapa masalah kesehatan seperti sembelit atau kandung kemih yang terlalu aktif, menurut situs informasi kesehatan Everyday Health (USA).
Untuk mengurangi kebocoran urine, orang dapat menerapkan metode berikut:
Minum air yang cukup
Setiap orang harus minum sedikitnya 2 liter air per hari.
Dehidrasi dapat meningkatkan risiko kebocoran kandung kemih. Ketika Anda mengalami dehidrasi, terutama jika Anda tidak minum cukup air, urine di kandung kemih Anda menjadi lebih pekat. Hal ini mengiritasi kandung kemih dan membuat Anda ingin buang air kecil lebih sering.
Setiap orang sebaiknya minum setidaknya 2 liter air per hari. Jika Anda berolahraga, banyak berkeringat, atau cuaca panas, Anda perlu minum lebih dari 2 liter.
Selain itu, setiap orang juga perlu memantau warna urine. Urine berwarna kuning muda menandakan Anda minum cukup air. Jika urine berwarna kuning tua, tubuh mengalami dehidrasi dan perlu segera diisi ulang.
Buang air kecil padahal belum sakit
Para ahli merekomendasikan jarak terpanjang antara dua buang air kecil adalah 2 hingga 3 jam. Setelah periode ini, meskipun Anda tidak lagi merasa ingin buang air kecil, Anda tetap harus melakukannya karena akan membantu mencegah kejang kandung kemih.
Selain itu, jika Anda harus keluar rumah, buang air kecillah sebelum meninggalkan rumah. Kandung kemih yang kosong mengurangi risiko menahan kencing dalam waktu lama dan menyebabkan kebocoran.
Latihan dasar panggul
Latihan jongkok dapat membantu memperbaiki inkontinensia urin
Latihan dasar panggul seperti squat dan senam Kegel dapat sangat bermanfaat bagi penderita inkontinensia urin. Latihan-latihan ini membantu memperkuat otot-otot di sekitar kandung kemih, yang dapat mencegah kebocoran urin.
Menurunkan berat badan
Dokter menyarankan penurunan berat badan untuk mengurangi risiko kebocoran urin. Kelebihan berat badan, terutama lemak berlebih di sekitar perut, memberi tekanan pada otot dasar panggul dan berkontribusi terhadap inkontinensia urin.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan bahwa wanita yang kehilangan 7,5 kg atau lebih dalam enam bulan mengalami penurunan kebocoran urin sebesar 50 persen. Sementara itu, mereka yang kehilangan 1,3 kg mengalami penurunan kebocoran urin sebesar 28 persen, menurut Everyday Health.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)