Tumor otak adalah pertumbuhan sel abnormal di dalam atau di sekitar otak. Tumor otak bisa jinak atau ganas, menurut situs berita Daily Record (Skotlandia).
Kejang tanpa penyebab yang diketahui dan tanpa riwayat epilepsi dapat disebabkan oleh tumor otak.
Meskipun penyebab pasti tumor otak masih belum diketahui, bukti penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu seperti paparan radiasi, riwayat keluarga tumor otak, dan sindrom genetik tertentu meningkatkan risiko berkembangnya tumor otak.
Pasien tidak boleh mengabaikannya tetapi harus menemui dokter untuk pemeriksaan otak sesegera mungkin jika mereka melihat setidaknya satu dari tanda-tanda berikut:
Sering sakit kepala
Sakit kepala adalah hal yang wajar. Penyebab umum sakit kepala antara lain stres, pilek, kurang tidur, atau dehidrasi. Namun, jika sakit kepala Anda terus-menerus, tanpa sebab yang jelas, atau semakin parah, Anda harus memeriksakan diri ke dokter. Terlepas dari apakah penyebabnya kanker otak atau hal lain, sakit kepala bisa mengkhawatirkan.
Ledakan
Jika kejang tiba-tiba muncul padahal pasien tidak memiliki riwayat epilepsi atau penyebab kejang lainnya, otak perlu segera diperiksa. Ini bisa jadi merupakan tanda abnormal tumor otak.
Gangguan neurologis
Tumor yang tumbuh di otak dapat menekan saraf. Kondisi ini akan menyebabkan penurunan mendadak dalam penglihatan, kemampuan bicara, koordinasi, atau daya ingat. Khususnya, jika penyebabnya adalah tumor otak, penurunan tersebut akan menjadi lebih parah.
Mengubah perilaku atau persepsi
Otak adalah tempat yang mengendalikan pikiran dan perilaku. Oleh karena itu, tumor otak dapat menyebabkan perubahan signifikan pada perilaku, kognisi, dan temperamen pasien. Misalnya, pasien akan mudah tersinggung dan marah karena hal-hal sepele, yang dapat memicu perilaku agresif.
Jika Anda melihat salah satu tanda di atas, Anda harus segera menemui dokter, terutama kelompok berisiko tinggi seperti lansia dan mereka yang memiliki faktor genetik. Tergantung pada jenis tumor otak dan stadium perkembangan penyakit, dokter akan menanganinya dengan obat-obatan, pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, atau imunoterapi, menurut Daily Record .
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)