Menurut data dari Departemen Manajemen Registrasi Usaha ( Kementerian Perencanaan dan Investasi ), pada Agustus 2023, tercatat 14.047 badan usaha baru dengan modal terdaftar sebesar VND 135.298 miliar. Angka ini meningkat 17,9% untuk jumlah badan usaha dan 3,9% untuk modal terdaftar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Dalam 8 bulan pertama tahun 2023, jumlah perusahaan baru yang didirikan mencapai 103.658. Menurut Kementerian Pengelolaan Registrasi Usaha, jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam 8 bulan pertama tahun ini. Angka ini meningkat 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2022, 1,2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan rata-rata periode 2018-2022 (89.899 perusahaan).
Namun, modal terdaftar perusahaan baru yang berdiri dalam 8 bulan ini mencapai 969.618 miliar VND, turun 14,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Di antaranya, terdapat 1.666 perusahaan penanaman modal asing dengan modal terdaftar sebesar 61,373 miliar VND (dikonversi ke 2,59 miliar USD), peningkatan sebesar 66,1% dalam jumlah perusahaan penanaman modal asing dan peningkatan sebesar 104,2% dalam modal investasi asing terdaftar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Total modal terdaftar yang ditambahkan ke perekonomian dalam 8 bulan pertama tahun 2023 adalah VND 2.243.226 miliar, turun 38,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Selain itu, dalam 8 bulan, jumlah perusahaan yang kembali beroperasi adalah 45.742, turun 5,0% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan tingkat rata-rata pada periode 2018-2022 (31.929 perusahaan).
Jumlah perusahaan yang kembali beroperasi meningkat paling banyak di bidang perawatan kesehatan dan bantuan sosial (224 perusahaan, naik 15,5%); keuangan, perbankan, dan asuransi (422 perusahaan, naik 9%); informasi dan komunikasi (923 perusahaan, naik 4,9%); bisnis real estat (1.721 perusahaan, naik 2,2%)...
Juga dalam 8 bulan pertama tahun ini, 124.684 perusahaan menarik diri dari pasar, meningkat 19,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Dari jumlah tersebut, mayoritas perusahaan memilih untuk menghentikan sementara operasi bisnis dalam jangka pendek, yakni sebesar 57,6%.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)