![]() |
| Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 memperkirakan pertumbuhan PDB dan inflasi negara-negara ASEAN+3 pada tahun 2025 dan 2026. (Sumber: AMRO) |
ASEAN+3 pulih secara stabil
Laporan ini menyoroti ketahanan yang kuat kawasan ASEAN+3 dalam menghadapi meningkatnya ketidakpastian, terutama karena perubahan kebijakan perdagangan AS dan ketegangan geopolitik .
Dengan demikian, pertumbuhan di kawasan ASEAN+3 diperkirakan mencapai 4,1% pada tahun 2025 dan 3,8% pada tahun 2026, lebih tinggi dari perkiraan bulan Juli, berkat kinerja yang kuat pada paruh pertama tahun 2025 dan momentum ekspor yang lebih tinggi dari perkiraan.
Selain itu, tekanan pasar secara bertahap mereda sejak mencapai puncaknya pada bulan April, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik.
“Meskipun perdagangan intra-regional dan permintaan domestik semakin menjadi pendorong pertumbuhan penting bagi ASEAN+3, kawasan ini masih sangat terkait dengan sistem keuangan global dan oleh karena itu rentan terhadap guncangan eksternal,” ujar Dong Ha, kepala ekonom Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3.
Namun, pakar Dong Ha menilai sistem keuangan kawasan itu tetap stabil, meskipun masih ada beberapa kerentanan.
Di antara mereka, bisnis berorientasi ekspor – terutama bisnis kecil yang sangat bergantung pada permintaan AS – dapat menghadapi tekanan laba di tengah perubahan dinamika perdagangan.
Tekanan inflasi di AS dapat bertahan karena tarif impor yang lebih tinggi, yang akan mempersulit kebijakan moneter Federal Reserve AS dan berpotensi menyebabkan efek limpahan ke wilayah lain di dunia .
Selain itu, meningkatnya ketidakpastian mengenai status “safe haven” dolar dapat semakin memecah belah sistem keuangan global.
ASEAN+3 adalah mekanisme kerja sama antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan tiga negara Asia Timur Laut: Jepang, Korea Selatan, dan Cina. ASEAN+3 diperkirakan mencakup sekitar 28% populasi dunia dan menyumbang sekitar 27% PDB global pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan bahwa ASEAN+3 tidak hanya merupakan kawasan yang padat penduduk tetapi juga merupakan pusat ekonomi raksasa, yang menunjukkan pentingnya strategis kawasan ini dalam perdagangan dan rantai pasokan global. |
Mengatasi Hambatan
Meskipun menghadapi tantangan, perekonomian ASEAN+3 tetap tangguh menghadapi tantangan eksternal. Kebijakan yang terkalibrasi dengan baik dan fundamental ekonomi yang solid – termasuk sistem perbankan yang sehat, pendalaman pasar keuangan, cadangan devisa yang memadai, dan ruang kebijakan yang fleksibel – menjadi kuncinya.
Dengan inflasi yang rendah dan ekspektasi yang stabil di sebagian besar perekonomian, bank sentral dapat mempertahankan kebijakan moneter yang longgar untuk mendukung pertumbuhan.
Pada saat yang sama, perangkat ekonomi makro yang bijaksana, bersama dengan langkah-langkah pengelolaan devisa dan arus modal, akan menjadi lapisan perlindungan tambahan untuk menjaga stabilitas keuangan dan meminimalkan limpasan eksternal.
Namun, Kantor Penelitian Makroekonomi ASEAN+3 menekankan bahwa langkah-langkah dukungan perlu ditargetkan secara tepat dan diterapkan secara hati-hati untuk menjaga ruang kebijakan dalam konteks meningkatnya risiko eksternal.
Kawasan ASEAN+3 sedang mengalami transformasi struktural yang lebih mendalam. Yang paling menonjol, digitalisasi layanan keuangan yang pesat menghadirkan peluang signifikan bagi lingkungan keuangan yang lebih inklusif dan efisien, sekaligus menimbulkan tantangan baru bagi stabilitas keuangan.
"Digitalisasi sektor perbankan sedang membentuk kembali struktur pasar, membuka peluang baru untuk integrasi, tetapi pada saat yang sama mengubah sifat dan distribusi risiko stabilitas keuangan. Oleh karena itu, para pembuat kebijakan perlu mengadopsi strategi multi-cabang yang mendorong inovasi sekaligus mengelola risiko sesuai dengan tingkat perkembangan setiap segmen pasar," ujar Runchana Pongsaparn, Kepala Tim Pengawasan Keuangan Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3.
Saat ASEAN+3 menanggapi ketidakpastian jangka pendek, Kantor Penelitian Makroekonomi ASEAN+3 menyoroti pentingnya memperkuat kerangka kebijakan, meningkatkan transparansi, dan memperluas pasar domestik serta penyangga keuangan untuk mengurangi risiko limpahan dari guncangan eksternal.
“Dengan tindakan terkoordinasi dan integrasi serta kerja sama keuangan yang lebih mendalam, ASEAN+3 dapat mengubah tantangan saat ini menjadi peluang di masa depan, dan muncul lebih kuat, lebih terhubung, dan lebih tangguh,” pungkas Bapak Dong Ha.
Sumber: https://baoquocte.vn/asean3-vuon-len-manh-me-hon-trong-boi-canh-bat-on-toan-cau-gia-tang-331024.html







Komentar (0)