
Agar terjadi kesepahaman, delegasi Nguyen Thi Minh Trang (Vinh Long) mengusulkan agar rancangan Undang-Undang tersebut terus meninjau dan membakukan istilah-istilah yang telah dijelaskan, dan sekaligus melengkapi dan menjelaskan frasa-frasa yang disebutkan berkali-kali dalam ketentuan rancangan undang-undang tersebut seperti: Jurnalis, Jurnalis, kompleks komunikasi multimedia, ekonomi jurnalisme, konten digital berbayar...
Standarisasi dan klarifikasi istilah-istilah ini akan membantu Undang-Undang Pers (yang diamandemen) tidak hanya menjadi alat manajemen tetapi juga koridor hukum untuk mendorong pengembangan dan meningkatkan profesionalisme jurnalisme Vietnam di era digital.

Selain itu, para delegasi mengusulkan penambahan peraturan untuk melindungi informasi pribadi warga negara ketika mereka memberikan gagasan, mengkritik, atau menyampaikan kecaman. Hal ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar menggunakan hak kebebasan berbicara mereka tanpa takut diancam atau dibalas secara daring. Melindungi informasi pribadi akan membantu pers memiliki sumber informasi yang akurat dan tepercaya, sekaligus meningkatkan efektivitas pengawasan sosial.
Terkait tindakan terlarang, para delegasi mengusulkan penambahan konten yang melarang ancaman, serangan, dan teror terhadap jurnalis di dunia maya. Peraturan ini harus mencakup tindakan penggunaan teknologi atau platform daring untuk melanggar privasi, mencemarkan nama baik, atau mendistorsi informasi guna menghalangi aktivitas pers yang sah. Hal ini menjadi dasar hukum bagi otoritas yang berwenang untuk segera menangani pelanggaran, sehingga hak jurnalis untuk berkarya dalam konteks transformasi digital dapat terlindungi secara maksimal.
Delegasi Nguyen Thi Minh Trang juga mengusulkan reformasi proses penerbitan, penukaran, dan pencabutan kartu pers dengan memanfaatkan basis data kependudukan nasional dan kartu identitas warga negara berbasis chip. Oleh karena itu, kartu pers sebaiknya berfokus pada identifikasi status profesional dan unit kerja, alih-alih berfungsi sebagai dokumen identitas sementara. Penerbitan kartu fisik sekali pakai dengan formulir terpadu dan integrasi informasi ke dalam aplikasi elektronik akan mengurangi prosedur administratif, menghemat sumber daya, dan meningkatkan efisiensi manajemen.
Delegasi Nguyen Thi Minh Trang menilai bahwa batas waktu 30 hari untuk tanggapan pers saat ini dianggap tidak sesuai dengan kecepatan komunikasi modern; beliau mengusulkan untuk mempersingkat batas waktu ini guna memastikan ketepatan waktu informasi, menghindari opini publik yang negatif atau kesalahpahaman yang berkepanjangan di masyarakat. Di saat yang sama, perlu ditambahkan sanksi bagi instansi yang tidak menanggapi pers tepat waktu, guna meningkatkan tanggung jawab dan profesionalisme dalam menangani pekerjaan.
Para delegasi juga merekomendasikan perlunya menetapkan kebijakan khusus untuk setiap jenis pers dan pers yang melayani khalayak tertentu seperti etnis minoritas dan daerah terpencil. Memprioritaskan investasi dan menempatkan pesanan terpisah untuk lembaga-lembaga ini akan memastikan informasi penting menjangkau semua lapisan masyarakat, menjaga identitas budaya, dan melindungi keamanan informasi nasional.
Delegasi Hoang Thi Doi (Son La) menyarankan agar lembaga perancang mempelajari dan melengkapi prinsip "Pers mengutamakan kepentingan nasional" dalam Pasal 4 rancangan. Prinsip ini akan berkontribusi dalam melindungi kemerdekaan, kedaulatan, integritas wilayah, dan memerangi informasi palsu dan terdistorsi. Pada saat yang sama, perlu adanya peraturan terpisah tentang informasi asing untuk meningkatkan tanggung jawab lembaga pers dalam mempromosikan citra negara di kancah internasional.

Para delegasi juga mengusulkan agar rancangan undang-undang tersebut diamandemen untuk menjamin hak kebebasan pers warga negara secara lebih lengkap dan komprehensif. Hak-hak seperti pengaduan, permintaan koreksi informasi palsu; hak untuk melindungi kehormatan dan martabat; dan hak atas jurnalisme warga dalam kerangka hukum harus diatur secara khusus. Hal ini sejalan dengan tren perkembangan jejaring sosial dan media digital saat ini.
Bersamaan dengan itu, delegasi Hoang Thi Doi juga mengusulkan penambahan regulasi terkait kebijakan untuk melindungi keselamatan jurnalis saat bekerja secara legal. Regulasi ini tidak hanya sejalan dengan prinsip perlindungan hak asasi manusia, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan independen bagi jurnalis.
Pada saat yang sama, norma ekonomi dan teknis dalam Pasal 10 RUU perlu dijabarkan untuk menciptakan landasan hukum yang jelas bagi penandatanganan kontrak antara organisasi dan lembaga pers. Hal ini akan membantu menghindari penerapan yang sewenang-wenang atau tumpang tindih dalam menentukan biaya dan mutu produk pers.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/bao-ve-thong-tin-ca-nhan-se-giup-bao-chi-co-duoc-nguon-tin-chinh-xac-10392572.html
Komentar (0)