Nyonya Ho, dari Zhejiang, Tiongkok, telah menikah selama 7 tahun. Selama masa pernikahan mereka, pasangan ini sempat berselisih paham, tetapi tidak pernah sampai bertengkar hebat; secara keseluruhan, kehidupan mereka cukup harmonis. Namun, beberapa hari yang lalu, saat mengantar putranya mengikuti ujian matematika di sekolah, Nyonya Ho menemukan bahwa suaminya berselingkuh, dan orang ketiga yang dimaksud adalah rekan kerjanya.
Dalam penyelidikan diam-diam, Nyonya Ho bercerita bahwa mereka berdua telah berpacaran cukup lama, menginap di hotel, dan bepergian bersama setidaknya sepuluh kali. Suaminya juga membeli banyak hadiah mahal untuk kekasihnya, bahkan mengurangi uang yang diberikan kepada istrinya untuk memanjakannya.
Tak tahan dengan kebohongan suaminya, Nyonya Ho membeberkan semuanya ke publik, yang menyebabkan reputasi suaminya hancur. Dalam kemarahan yang meluap, suaminya mengemasi barang-barang istrinya dan mengirimnya kembali ke rumah ibunya.
Ibu Ho mengira ibu kandungnya akan menjadi penopangnya saat badai datang, tetapi tanpa diduga, hal pertama yang ia katakan kepadanya adalah: "Suamimu mengusirmu, orang tuamu sangat malu." Setelah itu, ia memintanya untuk meninggalkan rumah dan pergi ke motel terdekat untuk tidur.
Ibu Ho mengira ibu kandungnya akan menjadi penopangnya saat badai datang, tetapi tanpa diduga, ia memintanya untuk meninggalkan rumah dan tidur di motel terdekat. Foto ilustrasi
Ketika Ibu Ho mencoba menjelaskan kebenarannya, ibunya mengkritik putrinya: "Karena kamu tidak berdandan, memakai riasan, dan selalu ceroboh, suamimu berselingkuh. Kekasih suamimu pasti sangat cantik dan seksi, kalau tidak, suamimu tidak akan tergoda. Pulanglah, ajari anakmu, bersabarlah, jaga dirimu lebih baik, suamimu akan kembali, suamimu tidak akan menceraikanmu, dan ayahmu serta aku tidak akan kehilangan muka karena omongan tetangga."
Mendengar kata-kata itu, Ibu Ho menangis tersedu-sedu dan tersedak, "Benarkah kamu putriku? " Kemudian dia mengambil kopernya dan pergi.
Dalam kesulitan yang dialaminya, Ibu Ho memutuskan untuk membagikan kisahnya di media sosial, meminta nasihat. Sebagian besar netizen geram dengan sikap dingin dan tak berperasaan sang ibu, terutama pandangannya yang merendahkan:
- "Apakah yang dikatakan tetangga itu sepenting itu? Kalau terjadi apa-apa lagi, suruh ibumu cari tetangga itu."
- "Zaman apakah ini suami selingkuh dan menyalahkan istri";
- "Mengapa kamu memandang rendah jenis kelaminmu sendiri dan putrimu seperti itu? Suamimu tidak setia dan tidak adil, memaksa putrimu mencari cara untuk menyenangkannya"...
Harga yang Harus Dibayar untuk Perzinahan
keluarga yang hancur
Menurut hukum karma bagi para pezina, hukuman pertama yang harus ditanggung seorang pengkhianat adalah kehilangan keluarganya. Hanya demi kesenangan sesaat, mereka harus menyesalinya karena kehilangan keluarga sudah sangat jelas.
Setiap orang yang tidak setia ingin mempertahankan keluarganya dan bisa bergandengan tangan dengan orang lain. Namun kenyataannya, hal ini mustahil karena hukum tukar-menukar. Dan tentu saja, seperti kisah-kisah tentang hukum karma bagi pengkhianat, hukuman pertama menurut hukum karma bagi perzinahan adalah mereka akan kehilangan keluarga bahagia mereka.
Pasangan yang menyukai "one night stands" dan tertarik pada hal-hal baru... akan berakhir menyakitkan, yang akan menyebabkan bencana dalam hidup dan karier mereka. Foto ilustrasi
Kemunduran karier
"Biasanya, semuanya memiliki siklus sebab dan akibat," kata Sohu. Terlepas dari apakah pria atau wanita menghabiskan waktu untuk hubungan "awan dan hujan" di luar, mereka tidak akan dapat memfokuskan energi mereka pada pekerjaan, yang menyebabkan penurunan karier mereka.
Terlebih lagi, pernikahan yang berantakan memengaruhi semangat mereka, membuat mereka enggan berkarier lagi. Banyak orang yang terpuruk setelah berselingkuh dan keluarga yang berantakan.
Penghinaan
Menurut Dusheng, sangat sulit bagi seorang pezina untuk memiliki reputasi yang baik. Melakukan perzinahan adalah hal yang memalukan. Para pekerja seks komersial (PSK) umumnya tidak menunjukkan perbuatan mereka kepada orang lain, melainkan merahasiakannya dan menutupinya, takut perbuatan kotor mereka akan terbongkar, reputasi mereka akan tercoreng, dan mereka akan dibenci semua orang.
Namun, "tidak ada tembok di dunia", "jika Anda ingin orang lain tahu, Anda tidak bisa melakukannya sendiri", apalagi "itu diberikan oleh surga", menipu diri sendiri bukanlah hal yang baik. "Ketika orang-orang hadir, pohon pun berbunga", dengan reputasi yang terkenal, hidup tidak akan mudah, jangan berzina!
Kesepian di usia tua
Ketika kamu tua nanti, kekasih muda yang memanjakanmu tak lagi ada saat kamu lemah dan sakit. Mereka masih menginginkan uangmu, tetapi tak ada yang cukup bodoh untuk tetap di sisimu saat kamu tua dan sakit.
Kalau keduanya sudah berumah tangga dan rela meninggalkan segalanya demi selingkuh, lalu salah satu pihak bercerai terlebih dahulu sementara pihak yang lain tetap memilih berkeluarga, maka yang memilih bercerai akan pulang dengan tangan hampa dan menyesalinya seumur hidup.
Pihak lain tetap memilih keluarga, tetapi pernikahan mereka tidak akan bahagia. Kedua pengkhianat itu akan hidup sendiri sampai tua.
Saat muda, kita berpikir bahwa keluarga bukanlah hal terpenting. Karena saat muda, kita bisa bertemu banyak orang dan sehat. Saat tua, kita akan mengerti bahwa kebahagiaan keluarga lebih berharga daripada uang dan ketenaran.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)