Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam beberapa minggu terakhir, varian JN.1 terus dilaporkan di banyak negara dan meningkat pesat secara global. Karena laju penyebarannya yang semakin cepat, WHO mengklasifikasikan JN.1 sebagai varian yang perlu diwaspadai.
Menurut WHO, JN.1 diklasifikasikan sebagai varian yang perlu diwaspadai.
Varian JN.1 kini telah tercatat di 12 negara, termasuk Kanada, Prancis, Inggris Raya, Singapura, Swedia, dan Tiongkok.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa pada tanggal 22 Desember, JN.1 adalah varian yang paling cepat berkembang dan dominan di AS, menurut USA Today .
Berdasarkan temuannya, CDC AS memperkirakan bahwa varian JN.1 saat ini menyumbang sekitar 39-50% dari semua kasus Covid-19 baru.
Peningkatan kasus JN.1 disebabkan oleh semakin sedikitnya warga Amerika yang divaksinasi terhadap Covid-19. CDC AS menyatakan bahwa JN.1 lebih mudah menular daripada varian lainnya. Namun, hingga saat ini, penyebaran JN.1 tampaknya tidak menimbulkan risiko tambahan bagi kesehatan masyarakat.
Gejala infeksi varian JN.1 mirip dengan varian lainnya, termasuk demam atau menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek…
Apa saja gejala varian JN.1?
CDC AS menyatakan bahwa gejala infeksi varian JN.1 mirip dengan varian lainnya, termasuk demam atau menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, sakit kepala, nyeri otot, sesak napas, kelelahan, kehilangan rasa atau bau, kabut otak, dan gejala gastrointestinal seperti ketidaknyamanan perut, diare ringan, dan muntah, menurut USA Today.
Tautan sumber






Komentar (0)