Mekanisme regulasi untuk pembangkit listrik berbahan bakar gas yang menggunakan LNG impor mengharuskan perusahaan untuk secara proaktif bernegosiasi, menandatangani, dan bertanggung jawab atas kontrak dan perjanjian komersial.
Berdasarkan Rencana Energi VIII periode 2021-2030, dengan visi hingga 2050 yang telah disetujui oleh Perdana Menteri dalam Keputusan No. 500/QD-TTg tanggal 15 Mei 2023, total kapasitas terpasang pembangkit listrik pada tahun 2030 adalah 150.489 GW (hampir dua kali lipat dari total kapasitas terpasang saat ini, sekitar 80 GW). Dari jumlah tersebut, total kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar gas yang perlu diinvestasikan kembali adalah 30.424 MW (10 proyek gas domestik dengan total kapasitas 7.900 MW dan 13 proyek LNG dengan total kapasitas 22.824 MW);
Melaksanakan Keputusan 500/QD-TTg, baru-baru ini Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah menyelesaikan pengembangan dan menyerahkan kepada Pemerintah untuk diundangkan Rencana Pelaksanaan Rencana Tenaga Listrik VIII.
Terkait ketenagalistrikan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah menyelenggarakan berbagai rapat untuk membahas dan menghimpun pendapat dari berbagai kementerian, departemen, lembaga, daerah, pakar, dunia usaha, dan lembaga terkait. Melalui rapat-rapat tersebut, telah disepakati bahwa perlu dibangun mekanisme pengembangan ketenagalistrikan untuk melaporkan kepada Pemerintah guna menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pengembangan sumber daya listrik jenis ini.
Sesuai dengan Arahan, Keputusan dan arahan Pemerintah dan Perdana Menteri, dalam menjalankan fungsi manajemen negara, baru-baru ini, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah melakukan banyak upaya untuk mengembangkan rancangan peraturan tentang mekanisme perdagangan listrik.
Hingga saat ini, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah merampungkan draf untuk dilaporkan kepada Pemerintah sebelum menghimpun pendapat publik.
Yang dimaksud dengan subjek yang diatur dalam peraturan perundang-undangan ini adalah: (1) Unit Pembangkit Tenaga Listrik yang memiliki pembangkit tenaga listrik berbahan bakar gas yang terhubung dengan sistem tenaga listrik nasional; (2) Unit ketenagalistrikan (Vietnam Electricity Group; Vietnam Oil and Gas Group; Unit pengiriman sistem ketenagalistrikan dan unit manajemen transaksi pasar ketenagalistrikan).
Mekanisme tersebut juga menetapkan bahwa pembangkit listrik berbahan bakar gas yang menggunakan LNG impor harus secara proaktif bernegosiasi, menandatangani dan bertanggung jawab atas kontrak dan perjanjian komersial; otoritas yang berwenang pada prinsipnya menyetujui mekanisme untuk mentransfer harga gas ke harga listrik pembangkit listrik.
Penentuan tarif listrik melalui kontrak pembelian listrik (Qc) jangka panjang pada tingkat yang tepat selama masa pembayaran utang proyek LNG bertujuan untuk menjamin kelayakan menarik investasi pada proyek listrik LNG, menghindari dampak yang besar terhadap harga eceran, serta menjamin persaingan yang setara dengan jenis sumber listrik lain di pasar listrik.
Terkait mekanisme pemanfaatan gas bumi untuk pembangkit listrik tenaga gas bumi dalam negeri, instansi yang berwenang pada prinsipnya menyetujui pengalihan harga gas bumi ke harga jual listrik pembangkit listrik dan menugaskan instansi dan unit terkait untuk membina mekanisme pemanfaatan gas bumi hulu lapangan gas Blue Whale dan gas Blok B.
Perdagangan tenaga listrik tetap harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak model yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk berpartisipasi dalam Pasar Tenaga Listrik Grosir Kompetitif dan menjual tenaga listrik dari pembangkit listrik ke pasar listrik spot.
Biaya pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik yang menggunakan gas bumi dalam negeri dan LNG impor adalah wajar, sah dan diperhitungkan dalam harga eceran listrik.
Selain itu, mekanisme ini juga memberikan rincian tentang bahasa yang digunakan dalam kontrak, metode pembayaran, penyelesaian sengketa (jika ada), jaminan kewajiban pembayaran, dll.
Thao-Mu
sumber
Komentar (0)