Menurut The Thaiger, seorang wanita bernama Jean dan suaminya tinggal di desa yang sama di Thailand. Setelah sekian lama menjalin cinta, keduanya memutuskan untuk hidup bersama dan dikaruniai seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Kehidupan keluarga kecil ini pada dasarnya damai dan bahagia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perbedaan karakter pekerjaan telah membuat Jean dan suaminya semakin renggang dan dingin. Jean adalah pekerja kantoran yang hanya bekerja selama jam kerja lalu pulang, sementara suaminya adalah pekerja lepas yang jam kerjanya tidak tetap dan hanya punya sedikit waktu bersama keluarga.
Selama setahun terakhir, Jean menyadari bahwa suaminya tampak acuh tak acuh dan bosan, sehingga ia mencoba mengatur pekerjaannya dan memanfaatkan waktu untuk menghidupkan kembali cinta mereka. Namun, setiap kali Jean menyarankannya, suaminya menolak dengan alasan "terlalu lelah bekerja, tidak lagi punya energi untuk asmara dan cinta". Begitu saja, Jean pun menjadi putus asa, cinta dan ikatan di antara keduanya perlahan memudar.
Akhirnya, pernikahan mereka kandas tepat pada ulang tahun putrinya yang ke-5, ketika Jean mengadakan pesta ulang tahun istimewa untuknya. Saat berfoto keluarga, ia meminta suaminya untuk mencium pipinya sebagai kenang-kenangan yang manis. Awalnya, suaminya ragu dan tidak suka, tetapi setelah beberapa saat, ia dengan berat hati menurutinya.
Lalu sang suami pergi membeli minuman. Saat itu, putrinya yang berusia 5 tahun menoleh ke Jean dan berkata, "Mama, tahukah Mama kenapa Papa tidak mencium Mama? Karena Papa mencium wanita cantik setiap sore. Aku melihatnya saat Papa menjemputku dari sekolah. Papa bilang jangan bilang Mama. Ini rahasia antara Mama dan Papa. Jadi, ini juga rahasia antara Mama dan Papa."
Kata-kata polos seorang putri kecil mengubah pesta ulang tahun yang bahagia menjadi akhir dari sebuah pernikahan. Ilustrasi foto
Mendengar kata-kata itu, hati Jean mencelos. Keesokan harinya, ia mengkonfrontasi suaminya tentang "perempuan lain", dan akhirnya suaminya mengakui perselingkuhannya.
Pada akhirnya, Jean dan suaminya memutuskan untuk bercerai tetapi masih berdebat tentang pembagian harta dan hak asuh anak.
Jean membagikan kisahnya di media sosial, menasihati semua orang untuk memperhatikan keretakan kecil dalam keluarga, jangan menunggu hingga terlambat, tidak akan ada kesempatan untuk sembuh.
Pria berselingkuh untuk menemukan perasaan yang tidak bisa mereka temukan pada pasangannya.
Banyak pria memilih wanita simpanan yang tidak secantik atau seberbakat istri mereka. Namun, kenyataannya, ia tertarik pada wanita yang memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki istrinya.
Misalnya, istrinya di rumah sering kali berisik dan ribut, memiliki temperamen yang kuat, dan ceroboh. Oleh karena itu, "hubungan di luar nikah" yang dipilihnya adalah wanita yang lembut dan bijaksana. Baginya, itu adalah perasaan baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Terutama setelah semua hal baru berlalu, hubungan di luar nikah dengan hal-hal baru menciptakan godaan yang sulit ditolak.
Memiliki seorang simpanan adalah perwujudan nyata dari sketsa yang telah ia gambar dalam benaknya tentang sosok pasangan yang sempurna.
Kebanyakan pria yang berselingkuh sebenarnya tidak mencintai selingkuhannya, melainkan hanya ingin mencari perasaan baru. Cara termudah untuk memastikan hal ini adalah ketika selingkuhannya ingin mempublikasikan hubungan mereka, atau ingin pria tersebut meninggalkan istrinya demi selingkuhannya.
Pria selingkuh karena mereka membiarkan diri mereka sendiri. Ilustrasi foto
Kebanyakan pria egois, tidak ingin meninggalkan istri dan anak-anaknya, dan tidak ingin kehilangan pasangannya. Ini jelas menunjukkan sifat serakah mereka, yang tidak pernah menunjukkan cinta sejati.
Itulah sebabnya, dalam penelitiannya, Robert Weiss, penulis banyak buku tentang penelitian pernikahan, menunjukkan sebuah fakta: Banyak pria yang sudah menikah, meskipun keluarga mereka bahagia, masih saja berselingkuh.
Penelitiannya menunjukkan bahwa terkadang pria berselingkuh bukan karena mereka tidak puas dengan pernikahan mereka saat ini. Mereka berselingkuh karena mereka membiarkan diri mereka melakukannya. Meskipun berselingkuh merupakan tindakan tercela di mata masyarakat, bagi pria, hal itu tidak ada hubungannya dengan cinta dan kepedulian mereka terhadap keluarga.
Robert Weiss menekankan: "Pria berpikir: Ya, saya selingkuh, tetapi saya tetap menjalankan tanggung jawab saya terhadap keluarga, saya tetap ayah dan suami yang baik. Satu-satunya hal yang tidak dipahami pria-pria ini adalah istri mereka tidak akan berpikir dengan cara yang sama." Kesimpulan Robert menunjukkan bahwa pria yang selingkuh meremehkan dampak perilaku mereka terhadap pasangannya.
Pria Jepang berjuang melawan nyeri haid
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)