SGGPO
Pada sore hari tanggal 31 Mei, pada sesi diskusi sosial ekonomi Majelis Nasional, Menteri Kesehatan Dao Hong Lan menjelaskan dan mengklarifikasi sejumlah masalah yang diajukan oleh deputi Majelis Nasional terkait dengan sektor kesehatan.
Menurut Menteri Kesehatan , pascapandemi, sektor kesehatan telah mengungkap kesulitan dan permasalahan yang perlu diselesaikan dan sektor kesehatan bertekad untuk menyelesaikannya.
Terkait minimnya vaksin dalam program perluasan imunisasi tahun 2023 yang dikhawatirkan oleh para anggota DPR, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program perluasan imunisasi dengan 10 penyakit menular berbahaya bagi anak-anak dan perempuan di seluruh negeri. Selama periode 2016-2020, Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan dana untuk pengadaan terpusat vaksin untuk program perluasan imunisasi, obat anti-tuberkulosis, obat anti-HIV, dan sebagainya.
Pada periode 2021-2022, Kementerian Kesehatan mendapat penugasan sumber anggaran dari APBN untuk melaksanakan pengadaan vaksin dalam rangka perluasan program imunisasi, dengan jaminan untuk dua tahun yaitu tahun 2021 dan tahun 2022.
Pada tahun 2022, pandemi Covid-19 telah memengaruhi pelaksanaan beberapa program di banyak daerah. Saat ini, Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan provinsi dan kota untuk melaksanakan vaksinasi rutin di bulan-bulan terakhir tahun ini, serta meninjau kembali ketentuan vaksinasi, vaksinasi tambahan, dan vaksinasi susulan untuk anak-anak dan perempuan di seluruh negeri.
Menteri Kesehatan Dao Hong Lan
Untuk melaksanakan isi tahun 2023 dengan keinginan untuk tetap melanjutkan pengadaan vaksin Program Imunisasi Perluasan, obat anti tuberkulosis, obat ARV anti HIV dan vitamin A bagi daerah pelayanan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, maka dalam rangka menghilangkan kesulitan dan hambatan bagi daerah, maka Kementerian Kesehatan telah meminta Kementerian Keuangan untuk menyusun perkiraan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2023.
Secara khusus, diusulkan untuk mengalokasikan dana guna melaksanakan tugas-tugas yang dialihkan dari program sasaran kesehatan dan kependudukan ke tugas-tugas rutin untuk membeli vaksin bagi program imunisasi yang diperluas, obat anti-tuberkulosis bagi mereka yang tidak memiliki kartu jaminan kesehatan, obat ARV, dan vitamin A bagi anak-anak. Namun, berdasarkan ketentuan Undang-Undang tentang Penanaman Modal Publik dan desentralisasi anggaran negara, Kementerian Kesehatan tidak diperbolehkan mengalokasikan dana untuk melaksanakan tugas ini.
Menteri mengatakan bahwa baru-baru ini, Kementerian Kesehatan juga telah meninjau sumber vaksin dari tahun 2022 hingga saat ini. Untuk vaksin produksi dalam negeri , Program Imunisasi Perluasan telah menyediakan vaksin yang cukup untuk tahun 2022 dan hingga Juli 2023.
Khususnya, vaksin hepatitis B dan tuberkulosis akan digunakan hingga Agustus 2023, vaksin ensefalitis Jepang, campak, rubella, dan vaksin bOPV akan digunakan hingga kuartal ketiga dan keempat tahun 2023, serta vaksin tetanus dan polio akan diberikan di semua tingkatan hingga akhir tahun 2023. Saat ini, Program Imunisasi Perluasan terus mendistribusikan vaksin yang tersedia di lokasi vaksinasi di komune dan kelurahan.
Untuk obat tuberkulosis, ARV, dan Vitamin A dosis tinggi, Kementerian Kesehatan secara aktif bekerja sama dengan para donatur dan memanfaatkan sumber obat yang tersedia untuk memastikan pasokan ke daerah-daerah.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan juga tengah melaksanakan kampanye pemberian suplemen vitamin A kepada anak di seluruh Indonesia, yang dimulai sejak Hari Anak Internasional 1 Juni.
Terkait vaksin impor 5-in-1, vaksin ini merupakan vaksin impor yang akan dibeli pada tahun 2022 sesuai peraturan, tetapi belum ada kontraktor yang berpartisipasi, sehingga terjadi kekurangan pasokan di pasar. Untuk menjamin ketersediaan vaksin pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan telah mengajukan rancangan resolusi terkait hal ini kepada Pemerintah. Perdana Menteri telah menginstruksikan Kementerian Kesehatan untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan guna mengatur pendanaan dan anggaran pusat pada tahun 2023 agar Kementerian Kesehatan dapat melaksanakan pengadaan sesuai peraturan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kementerian Kesehatan telah menghimpun seluruh kebutuhan 63 provinsi terkait permintaan pengadaan vaksin dan menginstruksikan para penyedia vaksin untuk siap memasok. Di sisi lain, Pemerintah dan delegasi pengawas DPR telah sepakat untuk meminta DPR mengalokasikan anggaran pusat guna melanjutkan pelaksanaan program, mengingat program sasaran kesehatan masyarakat telah berakhir.
Menteri juga menyampaikan bahwa hingga saat ini, kelangkaan obat-obatan, perbekalan, dan peralatan medis masih dalam proses penyelesaian untuk mengatasi kendala yang ada. Namun, dalam praktiknya, masih terdapat beberapa daerah yang ragu-ragu dan menghindari proses pengadaan, sehingga pemerintah daerah perlu fokus pada pengarahan.
Terkait obat langka, Kementerian Kesehatan sedang menyusun regulasi terkait dengan pencadangan dan penjaminan obat langka khususnya yang akan berlaku secara nasional dan diharapkan dapat dilaporkan kepada Pemerintah pada triwulan ketiga tahun ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)