Reuters melaporkan bahwa Menteri Dalam Negeri Uruguay, Luis Alberto Heber, wakil kepala kabinet, dan penasihat presiden, Luis Lacalle Pou, telah mengundurkan diri. Keputusan tersebut diumumkan oleh Presiden Lacalle Pou pada malam tanggal 4 November dan akan berlaku mulai tanggal 6 November.
Menteri Dalam Negeri Uruguay Luis Alberto Heber (kiri) adalah menteri kedua yang mengundurkan diri karena masalah paspor bagi orang yang dicari.
Minggu ini, Menteri Luar Negeri Uruguay Francisco Bustillo juga mengundurkan diri tak lama setelah mantan Wakil Menteri Luar Negeri Carolina Ache bersaksi melawannya terkait penerbitan paspor kepada seorang tersangka pengedar narkoba.
Pemegang paspor, Sebastian Marset, sedang dicari di Uruguay, Paraguay, Brasil, dan Amerika Serikat atas tuduhan narkoba. Pada tahun 2021, Marset ditahan di Uni Emirat Arab (UEA) karena menggunakan dokumen palsu, tetapi kemudian diberikan paspor Uruguay dan akhirnya dibebaskan.
Pada Desember 2022, Ibu Ache mengundurkan diri setelah percakapan WhatsApp dari November 2021 bocor, di mana seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Uruguay menggambarkan Marset sebagai "pengedar narkoba yang sangat berbahaya dan besar," menurut AFP.
Menteri Luar Negeri Uruguay Francisco Bustillo mengundurkan diri pada tanggal 1 November.
Menurut rekaman panggilan telepon dan pesan teks yang diberikan kepada penyidik oleh mantan Wakil Menteri Ache, Tn. Bustillo menyuruhnya untuk "membuang telepon itu" dan menyebut pejabat Kementerian Dalam Negeri yang mengirim pesan kepada Tn. Ache sebagai "idiot", mengancam akan "menembak kakinya" jika ia mengungkapkan isi percakapan tersebut. "Keadaan tidak seperti biasanya," kata Tn. Bustillo setelah mengundurkan diri.
Namun, informasi dalam obrolan tersebut bertentangan dengan pernyataan mantan menteri luar negeri tersebut, yang menegaskan bahwa ia tidak melakukan kesalahan apa pun dan mengatakan bahwa ia tidak tahu siapa Tuan Marset ketika ia menerbitkan paspor tersebut. "Itu tugas Kementerian Dalam Negeri," ujar Tuan Bustillo dalam konferensi pers selama dua jam, menekankan bahwa Kementerian Luar Negeri telah melakukan hal yang benar dalam menerbitkan paspor kepada Tuan Marset.
Dalam konferensi pers pada 4 November, Presiden Lacalle Pou mengatakan ia tidak ingin seorang pengedar narkoba memiliki paspor, tetapi hukum harus dipatuhi. Ia menegaskan bahwa para pejabat yang mengundurkan diri "tidak memiliki tanggung jawab hukum" dalam masalah paspor, tetapi dapat membela diri di pengadilan jika kasusnya dibuka.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)