Kemenangan diplomatik Republik Afrika Tengah

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada tanggal 30 Juli memutuskan untuk mencabut embargo senjata terhadap tentara Republik Afrika Tengah.

PBB memberlakukan embargo senjata terhadap Republik Afrika Tengah pada tahun 2013 setelah koalisi kelompok bersenjata menggulingkan rezim Presiden François Bozizé dan menjerumuskan negara tersebut ke dalam perang saudara. (Sumber: Berita PBB)

Resolusi 2745 (2024), yang diadopsi dengan 15 suara dari 15, juga menyerukan semua Negara untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah pasokan senjata dan bahan terkait kepada kelompok bersenjata di Republik Afrika Tengah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Negara-negara anggota PBB bertanggung jawab untuk menyita, mendaftarkan dan memusnahkan senjata, amunisi, kendaraan dan peralatan militer dan paramiliter dengan tujuan akhir adalah kelompok bersenjata dan individu terkait di negara tersebut.

“Kemenangan diplomatik ini merupakan langkah awal dalam memulihkan martabat Republik Afrika Tengah dan rakyatnya, menjadikan diplomasi Afrika Tengah sebagai model kegigihan dan tekad dalam upaya mewujudkan dunia yang lebih adil,” ujar Menteri Luar Negeri Republik Afrika Tengah, Sylvie Baipo-Temon.

PBB memberlakukan embargo senjata terhadap Republik Afrika Tengah pada tahun 2013 setelah koalisi kelompok bersenjata menggulingkan rezim Presiden François Bozizé dan menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara, yang menewaskan ribuan orang.

Namun, larangan tersebut kemudian dilonggarkan secara bertahap karena pemerintah Republik Afrika Tengah mengatakan tindakan tersebut merugikan tentara terhadap pemberontak yang dapat membeli senjata di pasar gelap.

Sumber: https://baoquocte.vn/chien-thang-ngoai-giao-cu-a-cong-ho-a-trung-phi-280761.html