Berdasarkan Pasal 2 Ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 123 Tahun 2015/ND-CP yang mengatur isi pendaftaran akta kematian, khususnya sebagai berikut:
Saat mendaftarkan kematian sesuai dengan Undang-Undang tentang Pencatatan Sipil, akta kematian harus mencantumkan informasi berikut: Nama keluarga, nama tengah, nama depan, dan tahun kelahiran almarhum; nomor identitas pribadi almarhum, jika ada; tempat kematian; penyebab kematian; waktu, tanggal, bulan, dan tahun kematian menurut kalender Gregorian; dan kewarganegaraan jika almarhum adalah warga negara asing.
Rincian pendaftaran kematian ditentukan berdasarkan Akta Kematian atau dokumen lain yang dikeluarkan oleh otoritas berwenang berikut:
a) Untuk kematian yang terjadi di fasilitas medis , kepala fasilitas medis tersebut yang mengeluarkan sertifikat kematian;
b) Bagi mereka yang meninggal akibat eksekusi, Ketua Dewan Pelaksana Hukuman Mati akan mengeluarkan sertifikat yang menegaskan pelaksanaan hukuman mati sebagai pengganti sertifikat kematian.
c) Bagi seseorang yang dinyatakan meninggal oleh pengadilan, maka putusan atau keputusan pengadilan yang berlaku akan menggantikan sertifikat kematian;
d) Untuk kematian yang terjadi dalam perjalanan, akibat kecelakaan, pembunuhan, kematian mendadak, atau kematian dalam keadaan mencurigakan, dokumen konfirmasi dari kepolisian atau hasil pemeriksaan forensik oleh Badan Pemeriksaan Forensik akan menggantikan Akta Kematian;
d) Untuk kematian yang tidak termasuk dalam salah satu kasus yang disebutkan dalam poin a, b, c, dan d dari Klausul ini, Komite Rakyat komune tempat orang tersebut meninggal bertanggung jawab untuk menerbitkan Akta Kematian.
Selanjutnya, Pasal 65 Undang-Undang Perkawinan dan Keluarga Tahun 2014 mengatur tentang berakhirnya perkawinan sebagai berikut: Perkawinan berakhir sejak saat kematian salah satu pasangan; dalam kasus di mana pengadilan menyatakan salah satu pasangan meninggal dunia, berakhirnya perkawinan ditentukan menurut tanggal kematian yang tercatat dalam putusan atau keputusan pengadilan.
Oleh karena itu, sejak saat akta kematian diterbitkan, pernikahan telah berakhir. Istri dapat menikah lagi tanpa melalui proses perceraian.
Minh Hoa (disusun)
Sumber






Komentar (0)