Menurut Jimu News, Bapak Dinh dan Ibu Vuong sama-sama lahir dan besar di Tiongkok. Setelah lama menjalin cinta sejak masa kuliah, mereka memutuskan untuk menikah dan pindah ke Belgia untuk menetap pada tahun 2015.

“Anak kami juga lahir di Belgia,” ungkap Ibu Vuong.
Diketahui bahwa Bapak Dinh adalah seorang doktor agronomi. Selama tinggal di luar negeri, beliau beruntung mendapatkan posisi di bidang penelitian ilmiah tentang nutrisi tanaman, yang sejalan dengan keahliannya.
Namun, baru-baru ini karena pengurangan staf, ia terpaksa berhenti dari pekerjaannya. Ibu Vuong terpikir untuk meminta suaminya berjualan makanan Cina karena anak-anaknya sudah besar dan mereka punya lebih banyak waktu.

"Di antara sekian banyak hidangan lezat di kampung halaman saya, saya paling menyukai sekaligus merindukan cita rasa mi Wānzá—makanan khas Chongqing. Saya sudah lama mendambakan ide membuka warung mi, jadi saya memanfaatkan kesempatan ini untuk meyakinkan dan mengajak suami saya untuk membukanya bersama," ungkap Ibu Vuong. Ia bercerita bahwa awalnya, ketika berjualan di trotoar, Bapak Dinh begitu malu sehingga "berdiri 5 meter dari warung".
![]() | ![]() |
Saat ini, kedai mi Wanza milik pasangan ini di Belgia hanya buka 2 hari seminggu, yaitu pada hari Selasa dan Sabtu. Pelanggan memiliki 2 pilihan: mi tipis atau mi lebar dengan harga masing-masing 7 Euro (216 ribu VND) dan 9 Euro (277 ribu VND).
Bapak Dinh mengatakan bahwa berkat dukungan teman-teman dan banyak warga setempat, ia dan istrinya menjual sekitar 100 porsi setiap hari, menghasilkan hampir 1.000 Euro (sekitar 30 juta VND).
"Banyak pelanggan yang kembali secara rutin di hari-hari kami buka, bahkan mengatakan ini adalah makanan Cina terenak yang pernah mereka makan. Ini menjadi motivasi besar bagi saya dan suami untuk mempertahankan warung ini. Jika situasinya lebih stabil, kami mungkin akan menambah jumlah hari buka per minggu," ujar Ibu Vuong.

Wānzá atau mie kacang Chongqing adalah salah satu makanan jalanan yang terkenal di kota pegunungan ini, populer di kalangan penduduk setempat sebagai sarapan atau camilan.
Mie ini memiliki tingkat kekenyalan sedang, disajikan dengan kuah kaldu yang kaya, ciri khasnya adalah lapisan kacang rebus yang dicampur dengan daging cincang goreng yang harum, menciptakan rasa berlemak dan pedas khas masakan Sichuan.
Sumber: https://vietnamnet.vn/chong-tien-si-cung-vo-ban-mi-le-duong-kiem-hon-30-trieu-dong-ngay-2441817.html








Komentar (0)