Monumen untuk korban Covid-19: Melestarikan kenangan, menghormati nilai-nilai budaya
Dr. Huynh Van Sinh, dosen Fakultas Teori Dasar - Akademi Kepegawaian Kota Ho Chi Minh, berkomentar bahwa pandemi Covid-19 merupakan tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Kota Ho Chi Minh, yang berdampak besar pada keluarga, masyarakat, dan sistem jaminan sosial, serta menyisakan banyak kekurangan yang perlu diakui. Beliau mengatakan bahwa pembangunan monumen peringatan bagi para korban Covid-19 merupakan tindakan praktis, sebagai ungkapan rasa syukur yang mendalam atas kerugian yang dialami kota ini, sekaligus menciptakan ruang budaya yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. "Saya rasa mayoritas masyarakat akan setuju dengan kebijakan ini. Di mana pun lokasi yang dipilih, yang terpenting tetaplah ketulusan hati dan rasa syukur—ciri khas budaya masyarakat Vietnam," tegasnya.

Status lahan saat ini memiliki banyak vila kuno. Menurut Dr. Huynh Van Sinh, vila-vila ini harus dilestarikan sebagai destinasi budaya.
Foto: NHAT THINH
Pada saat yang sama, Dr. Huynh Van Sinh mencatat bahwa mengenang almarhum bukan hanya sebuah gestur individual, tetapi juga tanggung jawab bagi generasi mendatang, agar generasi mendatang memahami bahwa mereka harus selalu waspada dan siaga terhadap epidemi, agar tragedi tersebut tidak terulang. Menurutnya, tugu peringatan ini seharusnya memiliki makna dialektis, baik untuk mengenang kehilangan maupun mengingatkan masyarakat untuk hidup bertanggung jawab dan bersolidaritas. "Ini bukan hanya sebuah tugu peringatan, tetapi juga simbol spiritual masyarakat Kota Ho Chi Minh: solidaritas, berbagi di masa sulit, saling membantu mengatasi kesulitan. ATM beras, ATM masker... selama pandemi adalah bukti nyata dari semangat ini."
Perlu ditambahkan juga bahwa lahan yang dicadangkan untuk tugu peringatan ini masih menyimpan banyak vila kuno berciri arsitektur Barat. Dari perspektif peneliti budaya dan sejarah Saigon - Kota Ho Chi Minh, Dr. Huynh Van Sinh, berpendapat bahwa karya-karya ini harus dipertahankan dalam kondisi aslinya, direstorasi, dan dihormati nilai arsitekturnya, agar menjadi saksi sejarah yang hidup, selaras dengan keseluruhan ruang tugu peringatan.
"Saat ini, Kota Ho Chi Minh hanya memiliki sedikit ruang arsitektur kuno yang utuh. Pelestarian akan menciptakan kesatuan budaya, sejarah, dan spiritual, yang kuno sekaligus terhubung dengan modernitas. Di Taiwan, bangunan bersejarah dilestarikan dalam keadaan aslinya, memadukan ruang hijau dan arsitektur modern, menjadi sorotan budaya, edukasi sejarah, sekaligus menciptakan rasa kedekatan dan rasa hormat. Kita juga harus mempelajari dan menerapkan semangat ini," ujar Bapak Sinh.
Gambar “api” melambangkan kasih sayang
Mengenai ide desainnya, Dr. Huynh Van Sinh menyarankan pembangunan monumen bergambar "api", yang melambangkan belas kasih dan cinta masyarakat kepada almarhum. "Api itu tidak hanya menghormati almarhum, tetapi juga mengingatkan mereka yang masih hidup akan tanggung jawab dan keyakinan mereka dalam mengatasi segala kesulitan. Ini adalah simbol kehidupan, yang menghubungkan mereka yang masih hidup dengan almarhum, antara masa lalu, masa kini, dan masa depan," analisis sang pakar.
Mengenai bahasa desainnya, ia berkata: "Tugu peringatan ini harus bernuansa pedesaan dan autentik, mencerminkan semangat solidaritas, cinta, dan kasih sayang warga Kota Ho Chi Minh. Dari tragedi ini, kita menatap masa depan dengan keyakinan dan dengan teguh mengatasi tantangan. Proyek ini bukan hanya tempat untuk mengenang, tetapi juga ruang budaya tempat masyarakat dan pengunjung dapat merenung, berefleksi, dan belajar."
Menengok kembali masa lalu, duka yang ditimbulkan oleh pandemi, Dr. Huynh Van Sinh mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah meninggalkan banyak kehilangan yang mendalam. Pembangunan monumen peringatan ini merupakan wujud rasa syukur, sekaligus pelajaran kewaspadaan bagi seluruh masyarakat. "Monumen peringatan ini akan mengingatkan generasi penerus kita akan rapuhnya hidup dan nilai solidaritas serta berbagi. Kita tidak melupakan rasa sakit, tetapi dari sanalah kita bangkit, mempertahankan iman dan tanggung jawab kepada masyarakat."
Monumen Korban Covid-19 di Kota Ho Chi Minh akan menjadi simbol sejarah, budaya, dan semangat komunitas, yang menyampaikan pesan rasa syukur, kesadaran akan pencegahan penyakit, dan solidaritas untuk mengatasi kesulitan—nilai-nilai vital kota ini dalam segala situasi. Melalui itu, Kota Ho Chi Minh tidak hanya mengenang masa lalu yang menyakitkan, tetapi juga mengirimkan harapan, keyakinan, dan semangat kepada generasi mendatang, meneguhkan kota yang selalu tahu bagaimana menghormati, bersatu, dan berbagi.
Sumber: https://thanhnien.vn/dai-tuong-niem-nan-nhan-covid-19-long-tri-an-sau-sac-cua-thanh-pho-185251115200245964.htm






Komentar (0)